Sabtu, 29 Mei 2010

Alternative bagi si Hiperaktif

Gejala hiperaktivitas ternyata dimulai dari obat modern hingga terapi bersifat tradisional. Karena penggunaan obat-obatan dapat menyebabkan kecanduan, maka terapi alternative pun dimanfaatkan.
Wawan ($) tidak pernah bisa duduk diam sanggar. Setiap kali, ia hanya betah duduk selama 5 menit,kemudian beralih ke kegiatan lain, misalnya mencoret-coret dinding dengan kranyon.sejenak asyik, ia pindah ke tempat maian. Tak lebih dari 10 menit, ia pasti sudah pindah ke aktifitas lain. Setiap kali pembimbing berusaha menenangkan dia, misalnya dengan memeluknya, ia selalu memberontak.
Gangguan pemusatan perhatian disertai gejala hiperaktif motorik yang dikenal sebagai attention deficit hyperacativity disorder (ADHD) atau Attention Deficit Disorder (ADD) ini menjangkiti 3 - 5% anak berusia 4 -14 tahun. Gejalanya, anak tidak mampu memusatkan perhatian (konsentrasi) pada suatu tugas tertentu. Selalu gelisah dan tidak bisa duduk tenang.
Penyebabnya, menurutnya para ahli, adanya kerusakan pada system syaraf pusat dan otak, sehingga rentang konsentrasi menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Anak hiperaktif bergerak kesana kemari tak searah, tak sesuia dengan situasi yang dihadapi. Merekapun kerap gagal menyelesaikan tugas.
Beberapa factor diduga dapat menyebabkan gangguan ini. Antara lian, tempramen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, epilepsy. Juga kondisi gangguan dikepala, seperti gegar otak, trauma kepal karena persalinan sulit atau kepala pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk dan alergi makanan. Gangguan ini tak kentara, karena anak tidak mengeluh sakit, walau sebetulnya telah terjadi ganggguan pada syaraf pusat
By : Femi olivia
(buku : Kumpulan Artikel Psikologi Anak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar