Diet ini didasari oleh penelitian Ben Feingold, seorang ahli alergi pada tahun 1960 50% dengan anak ADHD yang ditanganinya “membalik” setelah mejalani diet tanpa makanan pencetus alergi. Yaitu makanan yang mengandung salisilat alami, seperti jeruk, apel, apricot, beri, anggur. Juga makanan yang mengandung zat tamban buatan seperti, pengawet, pemanis, pewarna, penyedap, (MSG, Monosodium glumath). Jelas diet ini mengharuskan perubahan pola makan anak dan keluarga. Jadi, perlu perhatian khusus dari ibu dalam memasak dan menyajikan makanan.
Setelah menjalankan diet ketat beberapa lama, makanan yang dicurigai sebagai pencetus alergi dapat diberikan kembali satu per satu ke dalam menu. Jika muncul perubahan tingkah laku pada anak, misalnya menjadi hiperaktif kembali hiperaktif kembali, makanan itu jangan lagi diberikan.
Menurut Gerard Olarsch, Nd, hiperaktif dapat juga gara-gara juga karena kekurangana mineral tertentu. Gejalanya, anak punya keinginan berlebihan untuk makan makanan manis atau asin. Zat mineral yang diduga berhubungan dengan ADHD, antara lain DMG (dimentilglisin), enzim, asam, lemak, zat pemberian suplemen vitamin dan mineral akan sangat menambahan kemajuan si anak.
By : Femi olivia
(buku : Kumpulan Artikel Psikologi Anak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar