Sabtu, 29 Mei 2010

KENALI GEJALANYA
Pada umur 3-4 bulan, kalau bayi lain mulai biasa diajak berkomunikasi, biasa menatap mata ibunya sambil mengocek, bayi autis tidak mau menatap mata orang lain. Tatapan matanya terus beralih – alih ke arah lain. Bila bayi lain senang digendong dan di belai, bayi autis lebih suka didiamkan sendiri. Ia berusaha menghindar dari setiap kontak dengan manusia lain. Kegagalan berkomunikasi ini kian lama kian tanpa nyata. Di kemudian hari komunikasi satu-satunya yang sering ditunjukan anak autis adalah menarik lengan orang lain dan menujuk ke sesuatau yang ia inginkan. Misalnya ia ingin minum, maka tangan ibu atau pengasuhnya ditarik menuju lemari es, kemudian ia menuju tanpa menggatakan apa-apa.
Pada umur 2-3 tahun, di masa anak balita lain ,mulai belajar berbicara tidak tanpa adanya tanda-tanda perkembangan bahasa pada anak autis. Kadang-kadang ia mengeluarkan suara-suara yang tidak ada artinya. Namun kadang-kadang ia biasa menirukan kalimat atau nyanyian yang sering didengrakan dari iklan di televisi. Namun baginya, kalimat itu tidak ada artinya. Kalau pun ada perkembangan bahasa maka biasanya ada keanehan dalam kata-katanya. Misalnya setiap kalimat yang di ucapkan bernada tanda tanya, atau ia sering mengulangi kalimat yang diucapkan oleh orang lain seperti latah. Kata bahasanya kacau, ia sering mengatakan “kamu” sedangkan yang dimaksud adalah “aku”.
Anak autis sering melakukan gerakan-gerakan aneh, yang diulang-ulang, misalnya duduk sambil menggoyang-goyangkan badanya secara ritmis, berputar-putar, berjingkat-jingkat, dan mengepak-ngepakan lenganya seperti sayap. Ia biasa terpukau pada anggota tubuhnya sendiri, misalnya dari tangannya yang terus-menerus di gerak-gerakan dan di perhatikannya. Anak autis biasanya sangat senang bermain air dan memperhatikan benda yang berputar, misalnya roda sepeda atau kipas angin.
Ia sama sekali tidak menyukai peubahan. Kursi makan atau gambar yang letaknya diubah biasa membuatnya mengamuk. Ada perilaku ritualistik, yaitu ia memaksa dilakukannya urutan peristiwa yang sama, misalnya sebelum tidur. Banyak juga diantara mereka yang hiperaktif, tak dapat diam, selalu berjalan kian kemari, seolah – olah tidak mengerti bahaya. Misalnya kalau mau menyeberang jalan ia langsung menyeberang tanpa memperdulikan lalu lintas yang ramai.

(buku : Kumpulan Artikel Psikologi anak 1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar