Tad yang berusia 8 tahun dan cerdas mengalami gangguan attention deficit hyperacativity disorder (ADHD). Ia anak jenis pemberontak, korban perkawinan orangtuanya yang berantakan dan berakhir dengan perceraian. Orangtuanya sering sekali memaki di hadapannya terlalu sering hingga konselor mereka, Bill O’Hanlon, memperingatkan mereka tentang hal tersebut.
Hingga suatu hari, makian itu semakin terlihat jelas ketika ibu Tad menjemutnya dari rumah ayahnya. Tag masuk kemobil dan meminta dibelikan jaket koboi Dallas yang cukup mahal. Pelan-pelan ibunya menjelaskan bahwa ia sudah punya jaket yang bagus dan menurutnya. Tad tak perlu jaket baru lagi. Tag marah-marah sebentar tapi tiba-tiba berhenti. Ia menggumam, “ Ayah memang benar, Ibu pakai uang tunjangan untuk keperluan sendiri” sembari m embanting pintu mobil.
Ibu merasa kesal karena ayah Tad mengiritiknya di hadapan anak mereka. Ia segera menelepon Bill untuk menceritakan apa yang terjadi dan mencerikan kelakuan mantan suaminya itu. Pada sesi terapi berikutnya, dengan tersenyum Bill menanyakan pada Tad, “Apakan ayahmu memang mengatakan begitu ataukan kamu Cuma mengarang?”
Dengan senyum lebar, ia menjawab, “Aku Cuma mengarang,”
“berhasil?” Tanya konselor itu lagi.
“Ya!”
Tad menjukan perilaku “pintar memanfaaatkan kondisi social”. Ia memanfaat situasi social dan memanipilasinya demi kepentingan dirinya. Anak-anak ini cukup cerdik dan dapat membaca situasi social dari jarak jauh sekalipun, seperti yang dilakukan Tad. Mereka berkata dan berkomentar sedemikian rupa untuk mengacaukan keadaan karena menyenangkan bagi mereka merasa berkuasa. Misalnya, anak pemberontak suka memancing kakaknya memukul dia sehingga nanti saudaranya itu ditegor dan ia senang melihatnya.
Kelak kemampuan membaca reaksi oaring lain itu bisa berguna. Tapi, bagi anak-anak, kemampuan eksploitif ini akan digunakan untuk memanfaatkan orang lain dan membuat Anda pusing
(buku : Cara Membesarkan Anak yang Suka Melawan Tanpa Harus Hilang Kesabaran)
By : Ray Levy, Rh. D. Bill O’ Hanlon, M.S., L.M.F.T. Tyler Norris Goode.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar