Kamis, 23 Desember 2010

sampai kapan????

sampai kapan,,,
harus sampai kapan ini terus terjadi,,
cacatnya hidup ini,,
karna salah dalam mengartikannya,,
lalu apa yg selanjutnya terjadi,,
ingin hentikan waktu,,
tapi tak sanggup,,
ingin hentikan hidup ini,,
tapi hina,,

tahu apa yang diperbuat dalam lingkaran yang salah,,
ingin menghapus semuanya,,
namun,, lingkaran ini akan terus terikat,,
sampai mati,,
sampai kapan??
SAMPAI MATI

Kamis, 28 Oktober 2010

proses dasar dalam kelompok

proses dasar dalam kelompok

Robbins dalam bukunya menggambarkan bahwa proses terbentuk dan berprestasinya sebuah kelompok terdiri dari tahap – tahap:

1. Forming : Tahap ini adalah fase pembentukan di mana semua anggota kelompok penuh keceriaan dan hubungan harmonis yang terjadi di antara mereka,seperti sedang berbulan madu.

2. Storming : Pada tahap ini mulailah terjadi pertengkaran dan perselisihan karena berbagai sebab. Penyebab pertama bisa saja karena visi, tujuan, dan sasaran yang harus dicapai tidak jelas atau kelompok lalu bersifat heterogen, yakni mempunyai kepentingan masing – masing yang berbeda. Tetapi semuanya mungkin bersumber pada kualitas kepemimpinan yang kurang efektif . Dalam tahap ini, bisa saja kelompok yang baru dibentuk bubar atau di reshuffle. Contoh adalah Kabinet Persatuan Nasional dalam Era Reformasi yang hanya bertahan 11 bulan.

3. Norming : adalah tahap di mana anggota kelompok mulai cooling down dan menyepakati norma dan aturan main yang akan mereka jadikan pegangan sehingga semua perbedaan pendapat dapat diselesaikan dengan mudah dan semua kepentingan anggota dapat dipenuhi.

4. Performing : Pada fase ini, kelompok telah berhasil menyelesaikan fase norming dan mulailah mereka bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan disepkati bersama.


tentu sajaselalu ada kecualian. Ada kelompok yang tidak melewati fase storming dan fase norming (yang sudah diselesaikan pada saat pembentukan kelompok)sehingga mereka langsung ke tahap performing

(Sukses sebagai manajer profesional tanpa gelar MM atau MBA)
(Oleh Achmad S. Ruky)

Psikologi masa

A. Definisi

1. Psikologi Massa
a. Psikologi massa adalah studi mengenai tingkah laku banyak orang atau kumpulan manusia mengenai kelompok-kelompok yang terorganisir dengan longgar sekali (Kamus Lengkap Psikologi).
b. Psikologi massa adalah psikologi yang khusus mempelajari perilaku manusia dalam loosely organized group (Chaplin, 1972).
2. Massa adalah sekumpulan banyak orang (ratusan/ribuan) yang berkumpul dalam suatu kegiatan yang bersifat sementara.

B. Massa Abstrak dan Massa Kongkrit (Mennicke, 1948)

1. Massa Abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang sama sekali belum terikat satu kesatuan, norma, motif dan tujuan.
Alasan timbul :
• ada kejadian menarik
• individu mendapat ancaman
• kebutuhan tidak terpenuhi
2. Massa Kongkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:
Ciri-ciri:
• adanya kesatuan mind dan sikap
• adanya ikatan batin dan persamaan norma
• ada struktur yang jelas
• bersifat dinamis dan emosional, sifat massa jelas

Massa Abstrak Massa Kongkret
Ego pribadi Ego massa
Tercermin dalam diri pemimpin Kepentingan masih kritis, masih kongkret

Antara masssa abstrak dan massa kongkrit kadang-kadang mempunyai
hubungan, dalam arti bahwa masa abstrak dapat berkembang atau berubah
menjadi massa yang kongkrit dan sebaliknya masa kongkrit dapat berubah
menjadi massa abstrak. Tetapi ada kalanya masa abstrak bubar tanpa adanya
bekas.

C. Massa Aktif dan Massa Pasif (Park dan Burges)

1. Massa aktif yang disebut dengan mob terbentuk karena telah adanya
tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal, dsb
Menurut Mc Laughlin, paling tidak ada 3 kondisi yang melatarbelakangi,
yaitu:
• adanya problem yang cukup serius
• upaya penyelesaian problem yang tertunda
• adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa problem harus
diselesaikan
Faktor-faktor yang menyebabkan massa aktif :
• perasaan tidak puas
→ bertukar pikiran → ide baru → perbuatan yang selalu diulang →
jika sudah matang ‘massa’
• tekanan jiwa masyarakat
→ memuncak dan meledak

2. Massa pasif yang disebut dengan audience adalah kumpulan orang-
orang yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang
berkumpul untuk mendengarkan ceramah, menonton sepakbola, dll

D. Gerakan Massa

Jenis-jenis Gerakan Massa (Danzigers)
1. Gerakan Massa Progresif
→ merombak norma lama, membentuk norma baru
2. Gerakan Massa Status Quo
→ mempertahankan norma lama (konservatif)
3. Gerakan Massa Reaksioner
→ orang yang bersikap untung-untungan
→ lebih lunak/fleksibel, tidak tegas yang penting golongannya tidak
dirugikan

Penyebab Gerakan Massa
Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan
Penyebab Gerakan Massa
Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan
individu yang mempunyai dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang
pada prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam
kenyataannya tidak semua dorongan atau keinginan itu dapat dilaksanakan
secara baik. Dorongan atau keinginan yang tidak memperoleh pelepasan,
terdorong dan tersimpan dalam alam bawah sadar, yang pada suatu ketika akan
muncul kembali diatas sadar bila keadaan memungkinkan.
Salah satu pendapat yang dikemukakan oelh Freud bahwa struktur pribadi
manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu das es atau the id, yaitu berupa dorongan-
dorongan yang pada dasarnya dorongan-dorongan tersebut membutuhkan
pemenuhan, ingin muncul dan ingin keluar. Yang kedua adalah das ich atau the
ego, yang merupakan sensor untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya
terutama dengan norma-norma. Yang ketiga, yaitu das uber ich atau the
super ego, merupakan kata hati yang berhubungan dengan moral baik buruk.
Dalam kehidupan bermasyarakat adanya norma-norma tertentu yang
merupakan pedoman-pedoman yang membatsi gerak atau perilaku anggota
masyarakat. Dengan adanya norma-norma itu sebagai anggota masyarakat yang
baik tidak dapat berbuat seenaknya. Ini berarti bahwa norma-norma itu
berfungsi menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, yaitu menyesuaikan
dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Atas dasar uraian diatas dapat dikemukakan salah satu analisis mengenai
perbuatan massa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasarinya, yaitu orang bertindak dalam massa atas dorongan-dorongan yang muncul dari
bawah sadar yang semula ditekannya. Karena itu bila banyak hal ditekan
merupakan suatu pertanda yang kurang baik, sebab pada suatu waktu dapat
muncul dipermukaan bila keadaannya memungkinkan, slah satu bentuk adalah
dalam massa.

Proses Dinamika Gerakan Massa
1. Pemusatan perhatian
2. Penciptaan suasana kebersamaan
3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
4. Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju

E. Individu Dalam Massa

• Kehilangan kepribadian yang sadar dan rasional, tindakan kasar dan
irasional, menurut secar membabi buta pada pemimpin
• Melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kebiasaan → agresi

Teori frustasi-agresi dari Fuller-Miller, mengemukakan:
• agresivitas merupakan cerminan dari frustasi yang dirasakan oleh massa
• kuat lemahnya tergantung besar kecilnya hambatan dalam mencapai
tujuan tersebut

Menurut Sidis, individu dalam massa akan terkena hipnotis bentuk ringan
sehingga pertimbangan kritis hilang

Kondisi Psikologis Individu Dalam Massa
Menurut Gustave Le Bon, massa itu mempunyai sifat-sifat psikologis
tersendiri. Orang yang tergabung dalam suatu massa akan berbuat sesuatu,
yang perbuatan tersebut tidak akan diperbuat bila individu itu tidak tergabung
dalam suatu massa. Sehingga massa itu seakan-akan mempunyai daya
melarutkan individu dalam suatu massa, melarutkan individu dalam jiwa massa.
Seperti yang dikemukakan oleh Durkheim bahwa adnaya individual mind dan
collective mind, yang berbeda satu dengan yang lain. Menurut Gustave Le Bon
dalam massa itu terdapat apa yang dinamakan hukum mental unity atau law
mental unity, yaitu bahwa massa adalah kesatuan mind, kesatuan jiwa.
Menurut Allport, sekalipun kurang dapat menyetujui tentang collective
mind tetapi dapat memahami tentang pemikiran adanya kesamaan (conformity),
tidak hanya dalam hal berpikir dan kepercayaan, tetapi juga dalam hal perasaan
(feeling) dan dalam perbuatan yang tampak (overt behaviour).

(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Mengapa seseorang masuk dalam kelompok?

A. Mengapa seseorang masuk dalam kelompok?

™ Menurut Forsyth :
1. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis (mis: rasa aman, cinta)
2. Meningkatkan ketahanan yang adaptif
3. Kebutuhan akan informasi
™ Menurut Shaw :
1. Ketertarikan interpersonal
2. Aktivitas kelompok
3. Tujuan Kelompok
4. Keanggotaan kelompok
5. Efek instrumental dari keanggotaan kelompok (kemudahan-kemudahan
yang didapat dalam sebuah kelompok)
™ Menurut Robbins (1998) :
1. Keamanan
2. Status
3. Penghargaan diri
4. Pertalian
5. Kekuasaan
6. Pencapaian tujuan

Keuntungan Masuk Kelompok
1. Social interaction
2. Social support
- social approval (persetujuan dari lingkungan apa yang
dilakukannya mendapat persetujuan dari kelompok)
- belief confirmation
3. Group member characteristic
- competence
- physical attractiveness

Kerugian Masuk Kelompok
1. Primary tension
2. Personal investments → uang pendaftaran, waktu, tenaga, barang, iuran bulanan, dll
3. Social rejection
4. Interference (campur tangan orang lain)
5. Reactance

FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation)
Teori 3 dimensi hubungan interpersonal dari William C Schultz, yaitu :
1. Need of inclusion (p- undersocial
- social
- oversocial
2. Need of control
- abdicrat
- democrat
- autocrat
4. Need of affection
- underpersonal
- personal
- overpersonal

B. Jenis-jenis Kelompok

1. Dyad → kelompok terdiri dari 2 orang
2. Kelompok kecil → kelompok primer dimana terjadi face to face, saling
tergantung, ada identitas kelompok yang sangat kuat
3. Organisasi → sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan
struktur yang sangat jelas
4. Massa → sifat temporer, mempunyai tujuan yang sama, tidak berstruktur
Beberapa teori yang menjelaskan terbentuknya kelompok antara lain: (1) Teori Kontrak Sosial; (2) Teori Hasrat Sosial; (3) Teori Tenaga yang Menggabungkan; (4) Teori Kedekatan (Propinguity Theory); (5) Teori Keseimbangan; dan (6) Teori Alasan Praktis (Practical Theory). Bentuk-bentuk kelompok berdasarkan bentuk interaksi, latar belakang pembentukan kelompok, fungsi-fungsi yang ada dalam masyarakat, sifat-sifat kelompok dan sebagainya, adalah: (1) kelompok formal dan informal; (2) kelompok terbuka dan tertutup; (3) kelompok primer dan sekunder; serta (4) kelompok referensi. Kelompok informal terdiri dari 3 pola, yaitu: (1) klik mendatar (Horizontal Clique); (2) klik menegak (Vertical Clique); dan (3) klik acak (Random Clique). Kelompok referensi berfungsi sebagai: (1) fungsi perbandingan; dan (2) fungsi pengesahan sosial.
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)
(Deptan. (1997). Modul Dinamika Kelompok. Jakarta: Badan Diklatluh. )

Rabu, 27 Oktober 2010

Karakteristik Kelompok

B. Karakteristik Kelompok

Karakteristik kelompok secara umum menurut (Sorsyth, 1979), yaitu:
1. Interaksi → fisik, verbal, nonverbal, emosional
2. Struktur → pola hubungan yang stabil diantara anggota
 Role yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki
 Norma : aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat
 Relasi antar anggota
3. Tujuan
 Intrinsik
 Ekstrinsik (tujuan bersama)
- faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga)
- memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai
4. Groupness → entitavity (kesatuan) : tingkat dimana kesatuan kekuatan tunggal menyatu
5. Ketergantungan dinamis
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)
Karakteristik secara khusus menurut Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
a. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
b. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
c. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya.
d. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
e. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.


Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok :
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.
Jalaluddin Rakhmat (2004) meyakini bahwa faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:
1. Faktor situasional karakteristik kelompok:
a. Ukuran kelompok.
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi krja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara teroganisasi untuk menghasilkan suatu produk, keputusan, atau penilaian tunggal. Pada kelompok tugas koatif, jumlah anggota berkorelasi positif dengan pelaksanaan tugas. Yakni, makin banyak anggota makin besar jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Misal satu orang dapat memindahkan tong minyak ke satu bak truk dalam 10 jam, maka sepuluh orang dapat memindahkan pekerjaan tersebut dalam satu jam. Tetapi, bila mereka sudah mulai berinteraksi, keluaran secara keseluruhan akan berkurang.
Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memelukan kegiatan konvergen (mencapai suatu pemecahan yang benar), hanya diperlukan kelompok kecil supaya produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber, keterampilan, dan kemampuan yang terbatas. Bila tugas memerlukan kegiatan yang divergen (seperti memhasilkan gagasan berbagai gagasan kreatif), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.
Dalam hubungan dengan kepuasan, Hare dan Slater (dalam Rakmat, 2004) menunjukkan bahwa makin besar ukuran kelompok makin berkurang kepuasan anggota-anggotanya. Slater menyarankan lima orang sebagai batas optimal untuk mengatasi masalah hubungan manusia. Kelompok yang lebih dari lima orang cenderung dianggap kacau, dan kegiatannya dianggap menghambur-hamburkan waktu oleh anggota-anggota kelompok.
b. Jaringan komunikasi.
Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut: roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan prestasi kelompok, tipe roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan terorganisir.
c. Kohesi kelompok.
Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok (Collins & Raven, 1964).
McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakmat, 2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain; ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personal.
Kohesi kelompok erat hubungannya dengan kepuasan anggota kelompok, makin kohesif kelompok makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok. Dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas, lebih terbuka, dan lebih sering. Pada kelompok yang kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah melakukan konformitas. Makin kohesif kelompok, makin mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok, dan makin tidak toleran pada anggota yang devian.
d. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok (Cragan & Wright, 1980). Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok. Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan oleh White danLippit (1960). Mereka mengklasifikasikan tiga gaya kepemimpinan: otoriter; demokratis; dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang seluruhnya ditentukan oleh pemimpin. Kepemimpinan demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan memutuskan semua kebijakan. Kepemimpinan laissez faire memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi dengan partisipasi pemimpin yang minimal.
2. Faktor personal karakteristik kelompok:
a. Kebutuhan interpersonal
William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientatation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut:
1) Ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion).
2) Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control).
3) Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.
Menurut (Cragan & Wright, 1980) 2 dimensi interpersonal, yaitu :
1. Proses interpersonal : keterbukaan, percaya, simpati
2. Kebutuhan interpersonal → William C Schultz (FIRO) : inklusi, kontrol, afeksi
b. Tindak komunikasi
Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal maupun nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan sistem kategori untuk menganalisis tindak komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai Interaction Process Analysis (IPA).
(Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.)

Selasa, 26 Oktober 2010

PENDEKATAN TERHADAP STUDI TENTANG KELOMPOK

PENDEKATAN TERHADAP STUDI TENTANG KELOMPOK

A. Pendekatan Terhadap Studi Tentang Kelompok
1. Teori Sintalitas Kelompok (Catell, 1948, 1951)
Penelitian awal dalam rangka pengkajian sintalitas kelompok-kelompok kecil (Cattel dan wispe, 1948: Cattel, saunders, dan stice, 1953) telah menghasilkan deskripsi sejumlah faktor yang diberi label seperti keterbukaan (ekstrovert responsiveness) versus penarikan diri (withdrawal): sifat santai yang sadar dan realistik (informed, realistic, relaxedness) versus sifat aggresif yang keras dan tegar (industrios, rigid aggresiveness): kesadaran akan tujuan ynag kuatdan pasti (vigorious unquestioned purposefulness) versus kekacauan yang penuh kesadaran diri (self-conscious unadaptedness) ketidakbenaran dalam komunikasi batin (diffidence in internal communication) dan sebagainya. Dengan adanya variabel – variabel sintalitas kelompok seperti ini dan tersedianya sarana untuk mengukur secara objektif, terbukalah kemungkinan untuk menyelidiki hubungan – hubungan antara kelompok – kelompok yang berlainan satu sama lain dalam hal dimensi – dimensi dan kepribadian individual anggotanya yang ditunjukan oleh sifat – sifat sumber sebagaimana telah kita bicarakan. (buku : teori sifat-sifat behavioristik)
Sintalitas : kepribadian → kebersamaan, dinamika, temperamen dan kemampuan kelompok
Dimensi kelompok :
Cattel menyatakan bahwa kita dapat menggunakan dimensi-dimensi objektif untuk melukiskan kelompok-kelompok persis sama seperti cara kita mengunakan sifat-sifat untuk melukiskan individu-individu. Dimensi-dimensi ini mencerminkan sintalitas kelompok (Cattel, 1948) yang setara dengan kepribadian individu. Jadi, tugas penting orang yang ingin mempelajari kepribadian dalam hubungannya dengan matriks sosio-kultural adalh membuat deskripsi tentang sintalitas berbagai kelompok mempengaruhi kepribadian individu. Hanya dengan penyajian yang memadai tentang kepribadian individu dan sintalitas kelompok bersama-sama, seorang boleh berharap akan mencapai pengetahuan terinci tentang interaksi antara kedua struktur ini. (buku : teori sifat-sifat behavioristik)
a. sifat-sifat sintalitas → pengaruh adanya kelompok sebagai keseluruhan
terhadap kelompok lain dan lingkungannya
b. sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antara anggota kelompok,
perilaku kelompok, pola organisasi kelompok
c. sifat-sifat populasi → sifat rata-rata anggota kelompok
(artikel : Klara Innata Arishanti, S.Psi)
Dinamika Sintalitas :
Cattell ( 1949 ) juga telah menyajikan seperangkat dimensi untuk melukiskan sintalitas bangsa – bangsa. Dalam hal ini, 10 faktor berhasil ditemukan, dari penelitian terhadap 70 bangsa dengan menggunakan 72 alat ukur yang berbeda – beda. Dari 10 faktor ini hanya 8 yang agaknya cukup penting, yakni besarnya, tekanan kultural, kemakmuran yang bebas dari kebodohan, ketekunan yang penuh pengertian, ketertiban dan disiplin diri, filistinisme – borjuis, buddhisme-mongolis, dan integrasi kultural serta semangat juang. Meskipun tidak semua, tetapi banyak dari antara dimensi sintalitas kebangsaan ini muncul kembali dalam penelitian – penelitian analisis faktor berikutnya tentang variabel – variabel ekonomi dan kultural baik di dalam masing – masing maupun antar bangsa – bangsa ( cattell dan adelson, 1951 ; Cattell, 1953; Cattell dan Gorsuch, 1956). (buku : teori sifat-sifat behavioristik)
- eksistensi kelompok tergantung pada kebutuhan individu anggotanya
- kelompok-kelompok biasanya saling overlapping (artikel : Klara Innata Arishanti, S.Psi)
2. Teori Prestasi / Produktivitas Kelompok (Stogdill,
1956)
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi kegiatan kelompok yang dioraganisasi menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan (Ralp M.Stogdill)
Dalam kaitannya dengan dinamika kelompok terdapat 4 (empat) tahapan pertumbuhan kelompok, yaitu: (1) tahap pembentukan rasa kekompakan; (2) tahap pancaroba; (3) tahap pembentukan norma, dan; (4) tahap berprestasi. Tahap pembentukan rasa kekompakan akan menghasilkan dua kondisi psikologis, yaitu saling mengenal secara pribadi di antara anggota kelompok dan menghilangkan kebekuan/kekakuan dalam interaksi antarindividu. Situasi tersebut akan menghasilkan kelompok yang kompak. Sedang tahap pancaroba setiap anggota diharapkan dapat menyatakan perasaannya dengan demikian semua anggota kelompok merasa menjadi satu kesatuan yang utuh. Pada tahap pembentukan norma, diharapkan terbentuk norma kelompok yang disepakati bersama untuk dijadikan pedoman berperilaku kelompok sehingga terbentuk kelompok yang sinergis. Pada tahap berprestasi merupakan situasi yang kelompoknya dapat mencapai tingkat produktivitas yang tinggi
• (Munir, B. (2001). Dinamika Kelompok, Penerapan dalam Laboratorium Ilmu Perilaku. Palembang: Universitas Sriwijaya. )
• (Yusuf. Y. (1989). Dinamika Kelompok, Kerangka Studi dalam Perspektif Psikologi Sosial. Bandung: C.V. Armico. )

Dikembangkan dari 3 teori yang berbeda orientasi :
a. orientasi penguat → teori-teori tentang belajar
b. orientasi lapangan → teori-teori tentang interaksi
c. orientasi kognitif → teori-teori tentang harapan
(artikel : Klara Innata Arishanti, S.Psi)
3. Perbandingan kelompok
Kelompok sosial bukan merupakan kelompok statis. Kelompok sosial selalu berubah, berkembang atau tumbuh karena pengaruh dari luar, yang mengakibatkan terjadinya proses formasi dan reformasi dari pola-pola di dalam kelompok tersebut. Berubahnya struktur kelompok dapat terjadi karena perubahan situasi, pergantian anggota kelompok dan perubahan yang terjadi dalam situasi sosial dan ekonomi. Di dalam setiap sistem sosial dapat diidentifikasi adanya 3 (tiga) subsistem, yaitu subsistem teknologi, subsistem struktur dan subsistem tata nilai. Kategori ketiga subsistem tersebut dilandasi oleh kategori perilaku manusia, yaitu kelompok perilaku yang berhubungan dengan upaya untuk mencapai tujuan bersama dan kelompok perilaku yang berhubungan dengan kriteria manfaat atau kegunaan segala objek atau subjek perilaku. Stogdill berkeyakinan bahwa prestasi kelompok dapat dicapai dengan bentuk-bentuk linear yang diajukan secara berurutan, yaitu masukan (input), penengah/media (throughput) dan hasil (output). Input, throughput dan output merupakan komponen-komponen kelompok dalam proses pertumbuhan atau perkembangan kelompok. Model Stogdill memperlihatkan hubungan antara komponen-komponen penting, yaitu individu sebagai anggota kelompok (individual group members), lingkungan tugas (task environment), proses integrasi (integrative processes), pencapaian dan pengembangan (achievement and development), dan perubahan dalam anggota kelompok (changes in group members). Dimensi penengah (throughput) adalah komponen proses integrasi. Dimensi hasil (output) terdiri dari komponen pencapaian dan pengembangan serta perubahan dalam anggota kelompok.
• (Munir, B. (2001). Dinamika Kelompok, Penerapan dalam Laboratorium Ilmu Perilaku. Palembang: Universitas Sriwijaya. )
• (Yusuf. Y. (1989). Dinamika Kelompok, Kerangka Studi dalam Perspektif Psikologi Sosial. Bandung: C.V. Armico. )

Teori yang dikembangkan dewasa ini memberikan petunjuk tentang adanya lima teknik yang dapat digunakan oleh seorang pemimpin selaku mediator dalam menangani konflik yang timbul. Teknik-teknik tersebut diantaranya adalah:
a. kompetisis
b. kolaborasi
c. kompromi
d. pengelakan
e. akomodasi

Kompetisi. Persaingan yang sehat antar individu dalam kelompok kerja dan antar kelompok dapat merupakan daya yang kuat untuk meninbgkatkan prestasi kerja, produktivitas dan inovasi. Hanya saja, perlu ditekankan bahwa satu-satunya alasan untuk mendoronng persaingan itu adalah kepentingan organisasi bukan kepentingan individual atau kelompok.

Kolaborasi. Peranan seorang pemimpin selaku mediator dalam mengatasi konflik dengan mendorong kolaborasi antar individu atau antar kelompok dalam organisasi ternyata bermanfaat dan efektif apabila situasi yang dihadapi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- situasi yang dihadapi memerlukan ditemukannya jalan keluar yang integratif dalam hal terdapatnya dua kepentingan yang terlalu penting untuk dikompromikan;
- apabila sasaran yang ingin dicapai adalah menumbuhkan keinginan belajar diantara pihak-pihak yang terlibat;
- apabila konflik yang dihadapi menuntut penggabungan dari berbagai pandangan yang bertolak dari perspektif yang berbeda.
- situasi menntut adanya komitmen berbagai pihak dengan menginkorporasikan berbagai kepentingan menjadi kebersamaan.
- apabila hubungan kerja terganggu karena adanya persepsi yang berbeda-beda
Pengelakan. Teknik lain yang biasa digunakan adalah pengelakan. Teknik ini dipandang efektif apabila situasi konflik yang dihadapi mempunya tujuh sifat sebagai berikut:
- apabila diketahui bahwa permasalahan yang menimbulkan situasi konflik sesungguhnya tidak penting atau kalau dipandang ada paermasalahan lain yang dianggp lebih penting dan memerlukan penanganan segera;
- apabila pimpinan merasa bahwa pihak-pihak yang terlihat berpendapat bahawa kecil kemungkinan terjaminnya kepentingan mereka ;
- apabila disrupsi yang muncul lebih besar bobotnya daripada keuntungan yang mungkin diperoleh apabila konflik tidak diatasi
- apabila pihak-pihak yang terlibat memerlukan waktu untuk menenangkan diri dan perlu kesempatan berpikir dengan tenang guna memperoleh perspektif yang tepat;
- apabial kebutuhan akan informasi tambahan lebih penting dari adanya tindakan segera;
- apabila ada orang lain yang dapat menyelesaikan konflik itu dengan cara yang lebih efektif di luar pihak-pihak yang sekarang terlibat;
- apabila suatu konflik nampaknya hanya bersifat simptomatik dan konflik yang sesungguhnya belum menampakkan diri secara jelas.
Akomodasi. Teknik ini mendorong timbulnya sikap yang akomodatif diantara pihak-pihak yang terlibat dalam situasi konflik tertentu dan dipandang tepat digunakan apabila:
- pemimpin selaku mediator melihat bahwa salah satu pihak merasa salah dan perlu diberikan kesempatan untuk mendengar dan belajar dari piihak lain;
- terdapat perasaan dikalangan pihak-pihak yang terlibat bahwa ada hal-hal tertentu yang dipandang lebih penting bagi pihak lain ketimbang pihak sendiri yang berarti bahwa mendahulukan kepuasan pihak lain itu harus menjadi pertimbangan utama;
- membina iklim yang memungkinkan pihak lain menerima pandangan pihak sendiri jauh lebih penting dari tindakan segera;
- terdapat perasaan bahwa sangat penting memperkecil kerugian bagi diri sendiri karena ternyata pihak lain lebih kuat;
- keserasian dan stabilitas dipandang sangat bagi kehidupan organisasional;
- pimpinan merasa perlu memberikan kesempatan kepada para bawahan untuk belajar dari pengalaman dan kesalahan yang diperbuatnya yang menimbulkan situasi konflik tersebut.
Kompromi. Seorang pemimpin, alam usahanya mengatasi situasi konflik yang timbul di antara para anggotanya, dapat menggunakan teknik yang mendorong sikap yang kompromistik. Sebagaimana halnya dengan teknik-teknik lain yang dapat digunakan dalam menghadapi berbagai situasi konflik, ketepatan teknik ini pun sangat tergantung pada sifat situasi konflik yang dihadapi. Menurut teori, teknik ini tepat digunakan apabila situasi konflik yang hendak diatasi mempunyai lima sifat, yaitu:
- pencapaian sasaran tertentu memang penting akan tetapi tidak sedemikian pentingnya sehingga sikap yang tegas dan keras diperlukan;
- apabila pihak “lawan” dengan kekuatan yang sama dengan kekuatan yang dimiliki oleh pihak sendiri sudah terikat pada tujuan tertentu yang sifatnya “mutually exclusive” dengan tujuan-tujuan lainnya;
- apabila pemecahan yang ingin dicapai bersifat sementara terhadap permasalahan yang sesungguhnya kompelks karena pemecahan tuntas terhadap permasalahan yang kompleks itu diperhitungkan justru akan mempertajam konflik yang telah ada;
- apabila pemecahan harus ditemukan dengan segera sehingga asal saja pemecahan itu memadai, pihak-pihak yang berkepentingan dapat menerimanya;
apabila yang diperlukan adalah tindakan pengamanan mungkin bersifat sementara karena cara lain seperti kolaborasi atau kompetisi tidak mendatangkan hasil yang diharapkan
2. Pendekatan Empiris
Darwin Cartwright dan Alvin Zander, dengan mengikhtisarkan hasil penemuan study-study yang dilakukan di research center for group dynamic mengemukakan,bahwa tujuan kelompok dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1. Pencapaian tujuan khusus kelompok
2. Pemeliharaan atau penguatan kelompok itu sendiri
Menurut Cartwright dan Zander, jenis perilaku yang tercakup dalam pencapaian tujuan digambarkan melalui contoh-contoh ini : Manajer “mengawali tindakan,mengusahakan agar anggota tetp memusatkan perhatian pada tujuan, menjelaskan issue dan menyusun rencana prosedur”.
Sebaliknya, karakteristik perilaku yang membina kelompok adalah : Manajer “berusaha membina hubungan antar pribadi yang menyenangkan, menengahi pertikaian, memberikan dorongan, member kesempatan pada minoritas untuk didengar dan meningkatkan saling ketergantungan diantara anggota.
Pencapaian tujuan tampaknya sejalan dengan konsep tugas yang dibicarakan sebelumnya (orientasi autokratis dan produksi), sedangkan pembinaan kelompok sejalan dengan konsep hubungan (orientasi demokratis dan pegawai).

Minggu, 03 Oktober 2010

Orientasi teori dalam dinamika kelompok

D. Orientasi teori dalam dinamika kelompok

1. Tujuan → mudah dimengerti oleh anggota kelompok, relevan dengan kebutuhan anggota, mengisyaratkan saling ketergantungan dan membangkitkan komitmen tingkat tinggi dari anggota untuk mencapainya.
2. Anggota harus mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan
3. Partisipasi dan kepemimpinan harus terdistribusikan antar anggota
 Tanggung jawab
 Semua orang terlibat dalam pekerjaan kelompok, setia terhadap kebutuhan kelompok dan puas terhadap keanggotaannya
 Sumber daya (potensi anggota dimanfaatkan)
 Meningkatkan kohesivitas kelompok
4. Prosedur pengambilan keputusan → tepat dan fleksibel
5. Kekuasaan dan pengaruh → keahlian kemampuan
6. Konflik → kontroversi ide / opini
Pemicu :
 Kebutuhan
 kelangkaan sumber daya (uang, power)
 persaingan
Cara mengatasinya:
 Harus bernegosiasi → sama-sama puas dan tidak memperlemah
 Kerjasama
Saling ketergantungan
7. Kohesivitas meningkat
 Saling menyukai
 Ingin terus menjadi bagian kelompok
 Puas terhadap keanggotaan
 Tingkat penerimaan, dukungannya dan kepercayaan meningkat.
8. Kemampuan memecahkan masalah
 Merasakan adanya masalah
 Mencari dan menetapkan solusi
 Mengevaluasi efektivitas solusi

Pengertian Dinamika Kelompok

C. Pengertian Dinamika Kelompok

Kata Dinamika berasal dari kata Dynamics (Yunani) yang bermakna “Kekuatan” (force). “Dynamics is facts or concepts which refer to conditions of change, expecially to forces”.
Menurut Slamet Santoso (2004: 5), Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik.. Dinamika berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok secara keseluruhan. Karenanya, dapat disimpulkan bahwa Dinamika ialah kedinamisan atau keteraturan yang jelas dalam hubungan secara psikologis..
Definisi singkat dinamika kelompok dikemukakan oleh Jacobs, Harvill dan
Manson (1994); dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi
Nandang Rusmana, PPB-UPI, hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok.
Dinamika Kelompok adalah studi tentang hubungan sebab akibat yang ada di
dalam kelompok, tentang perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi didalam kelompok, tentang teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude didalam kelompok (Benyamin B. Wolman, Dictionary of Behavioral Science).
Dinamika Kelompok adalah suatu penyelidikan tentang hubungan sebab akibat didalam kelompok; suatu penyelidikan tentang saling hubungan antar anggota di dalam kelompok; bagaimana kelompok terbentuk, dan bagaimana suatu kelompok berreaksi terhadap kelompok lain. Dinamika Kelompok juga mencakup studi tentang
Cohesiveness, Leadership, Proses pengambilan keputusan dan pembentukkan subkelompok (J.P. Chaplin, Dictionary of Psychology).
Slamet Santosa (2004: 5), mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu
kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan
psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain; antar anggota
kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
Dinamika Kelompok adalah suatu Istilah yang digunakan untuk menghubungkan kekuatan-kekuatan aspek pekerjaan kelompok. Pada dasarnya, Dinamika Kelompok mengacu pada kekuatan Interaksional dalam kelompok yang ditata dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan para anggota (Suardi: 1998).
Pada hakikatnya, Dinamika Kelompok mencakup proses dan perasaan kelompok. Karenanya, lebih bersifat Deskriptif, tidak ada yang baik ataupun yang buruk. Dalam Keorganisasian-Keorganisasian juga banyak menggunakan pendekatan-pendekatan Dinamika Kelompok untuk proses pelaksanaan dan pencapaian tujuan kelompoknya.
Tokoh yang mempopulerkan istilah dinamika kelompok adalah Kurt Lewin, yaitu mengacu pada apa yang terjadi dalam situasi kelompok. Lewin penganut Psikologi Gestalt. Kelompok harus merupakan sebuah gestalt, yaitu sebuah konfigurasi yang mempunyai sebuah sistem kesatuan yang tidak dapat dipahami jika hanya merupakan satuan.
f : function
P : personal
E : environment
Perilaku kelompok dapat dilihat dari interaksi karakter personal dan interaksi

faktor-faktor lingkungan. Menurut Kurt Lewin, syarat dinamika kelompok ada 3, yaitu :
1. Berawal dari level kelompok → level individu
2. Fokus pada variabel-variabel yang ada saat ini
3. Mewakili kekuatan yang ada dalam situasi kelompok

Sedangkan, menurut Cartwright dan Zander (1968) dinamika kelompok
merupakan bidang penelitian yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kelaziman kelompok, hukum-hukum perkembangan dan hubungan dengan individu, kelompok lain dan institusi yang lebih besar.

memahami dan menjelaskan pengertian psikologi kelompok

B. Pengertian Kelompok

1. Definisi Kelompok
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tentang kelompok, diantaranya :
a. Hornby, A.S (1973: 441) berpendapat bahwa kelompok adalah sejumlah orang atau benda yang berkumpul atau ditempatkan secara bersama-sama atau secara alamiah berkumpul. (A number of persons or things gathered, or naturally associated).
b. Webster (1989: 425) ,mengatakan bahwa kelompok adalah sejumlah orang atau benda yang bergabung secara erat dan menganggap dirinya sebagai suatu kesatuan.
c. (Sherif: 1962), berpendapat Kelompok adalah unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai hubungan saling ketergantungan satu sama lain sesuai dengan status dan perannya secara tertulis atau tidak mereka telah mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompoknya.
d. slamet Santosa (1992: 8), “Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”.
e. Menurut Zaltman (1972: 75), bahwa Dinamika Kelompok adalah kekuatankekuatan yang berlangsung dalam kelompok, kekuatan tersebut bertujuan memberikan arah perilaku kelompok.

2. Karakteristik atau ciri suatu Kelompok menurut Shaw (1979: 6-10) ada 6, yaitu:

1) Pengertian kelompok yang menekankan pada intertraksinya
a) Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi
satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
b) Bonner (1959) : kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi
dengan individu yang lain.
c) Stogdill (1959) : satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi
tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut
2) Persepsi keanggotaan
a) Smith (1945) : kelompok sosial adalah satu unit yang terdiri dari sejumlah organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentang kesatuan mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat dan bertingkah laku dengan cara yang sama terhadap lingkungan
b) Bales (1950) : kelompok kecil adalah sejumlah orang yang berinteraksi secara langsung dimana masing-masing anggota menerima persepsi dan impresi pertama dengan yang lain dan memberi reaksi satu dengan yang lain.
3) Kesaling ketergantungan
a) Lewin (1951) : konsep tentang kelompok sebagai satu dinamika
haruslah memasuki definisi tentang kesaling tergantungan anggota.
b) Friedler (1967) : kelompok itu adalah individu yang mempunyai takdir bersama dimana jika satu kejadian mempengaruhi seseorang dalam kelompok maka anggota lain akan terpengaruh.
c) Cartwright dan Zender (1968) : kelompok itu sekumpulan individu yang mempunyai hubungan antar anggota yang satu dengan yang lain
yang membuat mereka saling tergantung dalam tingkatan tertentu.

4) Tujuan
a) Mills (1967) : kelompok adalah satu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja sama atau melakukan kontak untuk mencapai satu tujuan dan yang mempertimbangkan kerjasama diantara kelompok sebagai satu yang berarti.
b) Freedman (1936) : orang masuk dalam kelompok antara lain dalam rangka mencapai tujuan kelompok tersebut.

5) Motivasi
a) Catell (1951) : kelompok adalah sekumpulan organisme yang saling
berhubungan satu dengan lain untuk memenuhi kebutuhan tiap anggota.
b) Bass (1960) : kelompok adalah sekumpulan individu dimana
keberadaannya sebagai kelompok menjadi reward.
6) Organisasi keanggotaan
a) Mc David dan Harari : organisasi sebagai kelompok adalah sistem terorganisasi dimana ada dua orang atau lebih individu yang berhubungan dalam fungsi yang sama, mempunyai seperangkat standar tentang hubungan peran anggota dan mempunyai morma yang mengatur tingkah
laku anggota kelompok.
b) Sherif dan Sherif (1959) : kelompok adalah unit sosial yang ditandai sejumlah individu yang mempunyai status, hubungan peran, norma tertentu yang semuanya itu mengatur tingkah laku anggota kelompok.
c) Stogdill (1959) : satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi
tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.

Selain itu karakteristik kelompok adalah 1). Adanya interaksi, 2) adanya struktur, 3), Kebersamaan, 4). Adanya tujuan, 5) ada suasana kelompok, 6) dan adanya dinamika interdependensi.
Oleh sebab itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok adalah unit komunitas yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki suatu kesatuan tujuan dan pemikiran serta integritas antar anggota yang kuat.

Psikologi Kelompok Psikologi Sosial

A. Psikologi Kelompok Psikologi Sosial

1. Perilaku kelompok dalam psikologi social

Definisi kelompok (group) ialah Sekumpulan orang yang terikat satu sama lain dalam sebuah unit yang sama. Keterikatan mereka dalam unit (satuan) tersebut dapat di ukur menurut derajat koheren tertentu (entiativity).
Entiativity ialah seberapa penting kelompok terrsebut bagi anggotanya seberapa sering anggota berinteraksi satu sama lain, sejauh mana mereka berbagai tujuan atau hasil, seberapa besar persamaan diantara mereka, berapa lama mereka bersedia bertahan (lickel, 2000)
Baron & Byrne (1979) : kelompok memiliki 2 tanda psikologis, yaitu pertama, adanya sense of belonging ; kedua, nasib anggota kelompok tergantung satu sama lain sehingga hasil setiap anggota terkait dengan anggota yang lain.
Forsyth (1983) : kelompok adalah dua atau lebih individu yang saling
mempengaruhi melalui interaksi sosial.
Cartwright & Zander (1968) : kelompok adalah kumpulan individu yang saling berhubungan sehingga saling bergantung pada derajat tertentu.

Aspek-aspek atau unsure-unsur dalam kelompok yaitu:
a. Peran
Sets of behaverior that individual (or group of individuals) occupying specific positions within a group are expected to perform (B&B) specifically designed to differentiate among people eithin the group for the greater good of the group a whole (V&H) help to clarify the responsibilities and obligations of group members.
Peran anggota tak sama sebagian peran lebih di hargai & pemegangnya dihormati dapat status yang lebih tinggi (misal pemimpin). Peranan di mainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak jarang menghambat kamajuan kelompok).
Menurut Beal, Bohlen, dan Raudabaugh (1977: 103-104) membuat daftar peranan.
1) Peranan Individual : Usaha anggota kelompok untuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengan tugas kelompok, yang “berpusat pada individu”.
a) Aggressor berbuat macam-macam yaitu dengan cara merendahkan status yang lain, meolak nilai, tindakan atau perasaan yang lain; menyerang kelompok dan berupadaya mengakui kontribusi itu untuk dirinya.
b) Bloker (penghambat) cenderung bersikap negative dan secara kepala batu selalu menolak, membantah dan menentang tanpa asalan yang kuat dan berusaha mempertahankan atau membuka kembali persoalan yang sudah di tolak oleh kelompok.
c) Recognition seeker (penari muka) berusaha dengan berbagai cara menarik perhatian orang, sering dengan membual, melaporkan kehebatan pribadinya, bertindak dengan acara yang tidak biasa, berjuang untuk tidak di tempatkan pada posisi “rendah”.
d) Self confessor (pengungkap diri) menggunakan kesempatan yang disediakan oleh kelompok untuk mengungkapkan “perasaan” , “wawasan” , “ideologi” yang bersifat pribadi dan tidak ada sangkut pautnya dengam kelompok lainnya.
e) Playboy menunjukan ketidakacuhan terhaadap proses kelompok dengan sikap sinisme.
f) Dominator berusha menegakan otoritas atau superioritasnya ketika mengendalikan kelompok atau anggota-anggota tertentu. Dominasi ia dapat berbentuk kata-kata menjilat, menegaskan status yang tinggi perilaku otoritatif, merendakan kontribusi yang lain.
g) Help seeker berusaha menarik simpati dari kelompok yang lain atau dari seluruh kelompok dengan mengungkapkan rasa tidak aman, kebingungan atau ketidaktahuan.
h) Special interes pleader (sponsor kepentingan khusus) berbicara atas nama “orang kecil”, “masyarakat”, “kaum ibu” “buruh” dst. Biasanya menyembunyikan prasangka atau biasanya dalam bentuk stereotip yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

2) Pemeliharaan Kelompok

a) Encourager (penggalak) memuji, menyentuh dan menerima kontribusi anggota yang lain. Ia menunjukkan kehangatan dan kesetiakawanan dalam sikapnya terhadap anggota kelompok lain, memberikan penghargaan dan pujian dalam hal yang menunjukkan pengertian dan penerimaan terhadap pandangan, gagasan dan saran orang lain
b) Harmonizer (wasit) melerai pertikaian di anatara anggota-anggota yang lain, berusaha mendamaikan perbedaan, mengurangi ketegangan pada situasi konflik melalui kata-kata yang menentramkan.
c) Compromiser (kompromis) bekerja dari dalam konflik yang melibatkan gagasan atau atau posisi. Ia mungkin menawarkan kompromi yang rendah, mengakui kekeliruannya, mendisiplinkan diri untuk mempertahankan harmoni kelompok atau memilih sikap tengah-tengah dalam mengahadapi kelompok.
d) Gatekeeper and expediter (penjaga gawang) berusaha membuka saluran komuniksi dengan mendorong partisipasi yang lain (“kita belum mendengarkan pendapat tuan X”) atau dengan mengusulkan aturan arus komunikasi.
e) Standard setter or ego ideal (pembuat aturan) menetapkan criteria kelompok dalam menjalankan fungsinya atau menggunakan criteria dalam menilai kualitas proses kelompok.
f) Group observer and commentator (pengamat kelompok) menyimpan catatan beberapa aspek proses kelompok dan memberi data tersebut berikut penafsirannya untuk dipakai oleh kelompok dalam menilai prosedur.
g) Follower (pengikut) mengikuti gerakan kelompok, scara pasif menerima gagasan yang lain, berfungsi sebagai pendengar dalam diskusi dan pengambilan kesimpulan.

3) Tugas kelompok

Tugas kelompok ialah memecahkan masalah untuk memelihara masalah dan melahirkan gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya memudahkan mengkoordinasi kegiatan yang menunjukkan tercapainya tujuan kelompok. Setiap anggota boleh menjalankan lebih dari satu peranan dalam kelompok.
a) Initiator-contribusi menyarankan atau mengusulkan kepada kelompok gagasan-gagasan baru atau cara baru berkenaan dengan masalah kelompok.
b) Information seeker (pencari informasi) meminta jelaskan saran yang diajukan ditinjau dari kecermatang, otoritasnya dan fakta yang berkenan dengan masalah yang dibicarakan.
c) Opinion seekaer (pencari pendapat) bukan hanya menanyakan fakta suatu kasus, tetapi juga penjelasan mengenai nilai yang relevan dengan usaha kelompok atau nilai-nilai yang mendasari saran yang duanjurkan atau saran alternative.
d) Information giver (pemberi informasi) memberikan fakta atau genelarisasi yang “otoritatif” atau menghubungkan pengalamannya sendiri dengnan masalah kelompok.
e) Opinion giver (pemberi informasi) menyatakan keyakinan atau pendapatnya yang relevan dengan saran yang diajurkan atau saran alternative. Yang menjadi pokok usulnya adalah apa yang harus menjadi pandangan kelompok, dan bukan fakta atau informasi yang relevan.
f) Elaborator(penjabar) menjabarkan saran-saran dengan contoh-contoh atau dengan makna yang luas, memberikan dasar rasional dari saran yang sudah dibuat dan berusaha menyimpulkan konseuensi gagasan atau saran itu jika diambil oleh kelompok.
g) Summarizer (penyimpul) mengumpulkan gagasan, saran dan komentar anggota kelompok dan keputusan kelompok untuk membantu menentukan di mana posisi kelompok dalam proses berpikir atau tindakannya.
h) Coordinator-integrator (pemandu) memperjelaskan hubungan di antara berbagai gagasan dan saran, berusaha mengambil gagasan-gagasan pokok dari kontribusi anggota dan mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan anggota atau subkelompok.
i) Orienter (pengarah) mendefinisikan posisi kelompok dalam bunganya dengan tujuan kelompok, titik tolak arah atau tujuan yang disepakati atau mengajukan pertanyaan tentang arah pembicara kelompok.
j) Disagger (pembantah) memberikan pandangan yang berbeda mengajukakn bantahan menunjukan kesalahan fakta atau penalaran.
k) Evaluator-critic (evaluator kritikus) mengukur prestasi kelompok berdasarkan serangkai standar kerja kelompok dalma korteks tugas kelompok. Ia dapat menilai atau mempertanyakan ”keprktisan”, “logika”, “fakta” atau “prosedr” saran atau unit diskusi kelompok.
l) Energizer (pendorong) kelompok untuk bertindak atau mengambil keputusan, berusaha mendorong kelompok untuk bergerak “lebih baik” atau “lebih cepat”.

b. Status
Position or rank within a group (B&B) mengindikasikan sebagai hasil dari intragroup social comparisons (yang dapat berubah dari waktu ke waktu).

c. Norma
Rules within a group indicating how its members should or sould not behave (B&B,p .479).
Shared belive about what is the appropriate conduct of a group member (V&H, p. 218)

d. Group cohesiveness
Essential property of a group that makes it act like a group (solidarity, esprit de corps, team spirit, morale): psychological proses that transform an aggregate of individual into a group (V&H)

Jenis kelompok lainya :
• Agregrat : karakteristik tertentu, tidak saling mengenal ataupun berinteraksi
• Audiens : melakukan hal yang sama disatu waktu, tidak saling mengenal dan kurang berinteraksi
• Crowd : kedekatan secara fisik, berinteraksi terhadap suatu stimulus atau situasi Umum
• Tim : berinteraksi secara teratur, aktivitas atau tujuan tertentu
• Keluarga : diikat oleh hubungan kelahiran atau ikatan hukum, biasanya tinggal dalam suatu tempat
• Organisasi formal : saling bekerja sama, berstruktur jelas, adanya tujuan bersama

Sabtu, 29 Mei 2010

maafkan aku "mian haeyo"

Maaf Maaf Maaf Maaf,,,
Ini aku yang pertama kalinya jatuh,,,
Membutakan mataku,,,
mencoba menahan tapi tak tertahan
Aku akan bisa gila,,, gila,,,

Di dalam glasir yang menatap ke arahku
Di dalam lapisan es itu seolah-olah aku
Seolah-olah aku,,,
seorang yang kena sihir,,,
Aku bahkan tidak bisa melepaskan,,,

karena cara ia terlihat,,,
ketika ia berjalan didepanku,,,
Cara ia melihat seolah-olah,,,
Kau datang dan menginjak hatiku di jalan,,,
Aku bahkan tidak bisa melepaskannya sekarang,,,

bangga, tanpa berhenti
Kau benar-benar seperti fantasi

maaf,,, maafkan aku,,,
mian haeyo

fatamorgana

tersudut ku dimalam ini,,,
akankah,, semua ini akan berakhir,,,
cahaya yang kini menerangiku,,,
semakin kecil dan tak terlihat kembali,,,
ku coba pejam mata ini,,,
untuk berharap kembali,,,
namun,,, hanya remang ku lihat cahayanya,,,
ku dekatkan dan ku coba genggam cahaya itu,,,
ternyata hanyalah fatamorgana,,

bintangku

“Kini kau tak lagi tersenyum melihat bintang,,,”
“Kini kau tak lagi bersinar seperti bintang,,,”
“Dan kini kau masih terdiam walau sang bintang telah menemani,,,”
“Kau hanya diam, meratapi gelapnya langit,,,”
“Haruskah ku tunjukan bintang dihati ini,,,”
“Agar kau tahu bintang dihati ini telah mengukir namamu,,,”
“Disetiap sudut hinggga mati,,,”

By : org yg menyesal; dan sangat menyayangimu

penyesalan

“Kini kau tak lagi tersenyum melihat bintang,,,”
“Kini kau tak lagi bersinar seperti bintang,,,”
“Dan kini kau masih terdiam walau sang bintang telah menemani,,,”
“Kau hanya diam, meratapi gelapnya langit,,,”
“Haruskah ku tunjukan bintang dihati ini,,,”
“Agar kau tahu bintang dihati ini telah mengukir namamu,,,”
“Disetiap sudut hinggga mati,,,”

By : org yg menyesal; dan sasngat menyayangimu

MEMBANGUN KECERDASAN LEWAT MUSIK

Terapi music juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan dan potensi para tuna grahita, yaitu mereka yang mengalami keterbelakangan mental/Down syndrome (ketegori feeble minded/ringan dengan IQ 50-77), gangguan emosi ringan, keterlambatan bicara, autisme, kekakuan otot ringan (cerebral plasy), hydrocephaly, dan asperger.
Menurut sebuah kisah nyata yang terjadi di AS, seorang anak kecil bernama leslie yang semula diperkirakan akan meninggal karena tuna grahita dan cacat fisik lain, bisa diselamatkan oleh perawatan yang rajin memainkan piano terbaring. Akibat terekspos permaianan piano secara intensif, Leslie bukan saja bisa bangkit dari tidurnya sendiri, ia bahkan bisa memainkan lagu yang biasa dimainkan perawatannya.
Leslie kemudian dianalisis dan diyakini telah mendengar music dengan konsentrasi penuh. Karena setiap hari mendengarkan music, seperti halnya computer, otaknya menyimpan setiap komposisi yang masuk telinganya. Akhirnya, ia mampu memainkan kembali music-musik yang selalu datang padanya.
Beberapa sekolah musik, salah satunya Kawai Musik School di Jakarta, telah menyelenggaran kursus music untuk anak-anak yang kurang beruntung ini. Melalui program intervensi khusus yang didukung oleh pakar terapi music, guru music, musisi, neurology, psikolog serta kondisi okter ahli gizi medic anak-anak dengan kondisi handcapped ini mampu berkembang menjadi pribadi mandiri, bahkan mampu berkarya melalui keterampilan khusus di bidang music.

By : santi hartono (kumpulan artikel psikologi anak)

Perbaiki jalur pendengaran

Kebanyakan anak ADHD juga memiliki masalah pendengaran. Bisa mendengar, tetapi mengerti kesulitan apa yang didengar. Karena telinga dan otak tidak bekerja efisien dalam memperoses suara. Ada kesulitan memusatkan pebdengaran pada suara tertentu. Misalnya, seharusnya bisa mendengarkan suara gurunya. Ia malahan tertarik dengan bunyi klakson mobil diluar kelas. Akibatnya, ia sulit berkonsentrasi pada suatu hal. Ia terganggu semua bunyi di sekitar.
Terapi suara memulihkan kapasitas pendengaran/penerimaan suara, sehingga anak dapat. Belajar fokus dan menangkap suara yang diinginkan langsung langsung ke pusat bahasa di otak.
Masalah perspsi suara disebabkan oleh “penutupan” pendengaran untuk beberapa frekuensi suara. Otat telinga menjadi “malas” dan tidak tanggap. Karena itu, kita perlu distimulasikan dan dilatih agar mencapai kapasitas normal untuk memperbaiki pendengaran dan mengorganisasikan transmisi pendengaran dalam otak. Proses ini akan mengurangi stres dan ketegangan saraf. Anak akan dapat mengikuti mana suara yang diinginkan.
Pada terapi suara, anak harus mendengar kaset khusus (musik) setiap hari hanya selama 30 – 60 menit. Jika ia sulit untuk diam, kaset dapat diperdengarkan ketika anak tidur. Hasil efek umumnya terlihat setelah 100 jam pasca terapi. Aktivitas fisiknya akan nampak menurun sementara daya konsentrasinya meningkat.
By : Femi olivia
(buku : Kumpulan Artikel Psikologi Anak)

Tips untuk Orang Tua

Tips untuk Orang Tua
1. Ajarkan anak disiplin pada anak hiperaktif, agar ia dapat mengatur dirinya dengan baik.
2. Jangan menghukumnya. Perilaku hiperaktif bukan kesalahanya.
3. Jangan sekali-kali melabel anak hiperaktif sebagai anak nakal, malas, atau bodoh. Karena akhirnya ia akan bersikap seperti yang di labelkan padanya.
4. Efektivitas terapi berbeda-beda bagi tiap anak. Orang tua harus terapi yang baik bagi anak.
5. Yang terpenting berikan kasih sayang (bukan memanjakan) pada anak ADHD melebihi saudara lainnya. Sebab, seberapa banyak kasih sayang yng ditumbahkan kepada anak ADHD tidak pernah bisa penuh.

By : Femi olivia
(buku : Kumpulan Artikel Psikologi Anak)

Obat dibuat Khusus

Homeopati lain lagi cara kerjanya. Terapi yang berkembang sejak abad XVIII ini merupakan system pengobatan untuk menyeimbangkan fisik, mental , juga emosi. Praktis homeopati memberikan obat khusus untuk masing-masing orang dengan gejala yang berbeda-beda.
Obatnya berupa camputan bahan dan hewan, tumbuhan, dan mineral berbentuk larutan pekat. Jadi, satu obat tidak sama dengan orang lainnya. Walaupun didiagnosisnya sama. Karena diracik khusus untuk tiap pasien, menurut dokter naturopi Judith Reichenberg-Ullman, ND, MSW dan Robert Ullman, ND, obat tidak sama untuk gejala ADD/ADHD juga dapat menyembuhkan gejala lainnya, seperti infeksi telinga dan sakit kepala. Pengobatan tradisional cina merupakan yang tertua didunia ini masih bertahan sampai sekarang. Prinsip berdasarkan harmonisasi tumbuh dengan alam dan aliran dari energy vital (qi) keseluruh tubuh.
Ada dua hal penyebab ADD, yaitu factor genetic dan gangguan fungsi hati. Bila diakibatkan oleh ganngguan fungsi hati, organ hatinya secara fisik baik, hanya hubungan “energy” nya dengan organ tubuh lainnya yang tidak seimbang. Karena energy organ hati sangat kuat, ia “mencuri” tambahan energy dari paru-paru dan ginjal. Kedua organ itu menjadi terlalu lemah untuk membuat kerja hati tetap terkontrol.
Gaya hidup masa kini dengan jadar stress tinggi ADHD sulit dikontrol. Diet anak perlu diperhatikan, khususnnya dari titik pusat energy. Beberapa makanan dapat membawa energy memicu kerja hati sehinggga menjauhi keseimbangan.
Hindari makanan junkfood, bukan karena semata-mata alasan kesehatan, tetapi karena makanan itu meningkatkan “ panas” didalam organ hati. Goreng-gorengan, bumbu dan makanan panggang juga memberikan efek serupa. Karena itu, anak harus banyak makan sayuran hijau, karena dapat membantu mendinginkan/ menurunkan panas dalam hal hati. Juga minum sari buah (jus) semangka dan sebisa mungkin, hindari makanan daging.
Menghidari situasi/ kejadian yang merangsang anak, juga akn membantu. Medan listrik yang dibangkitkan dari permainan computer, tidak baik bagi anak ADHD. Ajaklah anak beraktivitas menenangkan seperti berenang, tai chi, yoga, dan meditasi. Akupuntur, akupresur, dan jamu-jamuan bisa menberikan efek melegakan. Jika anak dinerikan obat, perhatikan bagian perut (lambung). Banyak anak ADHD kehilangan nafsu makan atau berat badan meningkat dikemudian hari, akibat fungsi energy lambung tidak seimbang.
By : Femi olivia
(buku : Kumpulan Artikel Psikologi Anak)

Biofeedback relative masih baru

Meski biofeedback sudah dikenal sejak 25 tahun silam, penerapannya pada anak hiperaktif masih baru. Dasarnya anak ADHD menghasilkan gelombang teta berlebihan tapi tidak cukup menghasilkan gelombang beta. Gelombang teta berkaitan dengan melamun dan mimpi ditengah hari , sedangkan gelombang beta berhubungan dengan kosentrasi.
Biofeedback membuat anak mengurangi produksi gelombang teta dan menghasilkan banyak gelombang beta, sehinggga kemampuan focus dan kosentrasi meningkat. Menurut penelitian Steven W.Lee dari universitas Kansas, biofeedback dapat mengurangi gejala yang berhubungan dengan hiperaktivitas.
Lewat layar vedio yang menampilakan beragam tantangan, seperti vedio game, biofeedback menarik buat anak. Ada warna terang, music yang memberi umpan balik langsung. Ada pula hadiah langsung yang diberikan jika anak bisa menyelesaikan sesuatu dengan baik.
Pada salah satu versi terapi, selama anak mempunyai gelombang beta, warna terang bertambah pada roda disertai dengan music meningkat nadanya. Versi ;ainnya, pada layar vedio anak harus mempertahankan kapal terbang agar tidak melewati garis-garis tertentu (ketika memproduksi gelombang beta), agar lampu tetap merah menyala. Untuk terapi ini, umumnya anak menjalani 30-50 pertemuan per satu atau dua minggu sekali. Setiap pertemuan berlangsung selam 1 jam.
By : Femi olivia
(buku : Kumpulan Artikel Psikologi Anak)

Olahraga menyedot energy

Anak hiperaktif menyimpan banyak energy yang berlebihan. Untuk menyalurkan energinya, ajaklah dia berolahraga atau bertamasya ke alam terbuka. Misalnya ke kebun binatang, taman bermain. Disana bisa bebas memanjat, berlari, bisa bebas bermain sesuka hatinya. Intinya, lakukan aktivitas yang menyenangkan dirinya. Hati-hati mengajak kepusat pembelanjaaan, karena begitu di biarkan sendirian, ia akan pergi kemanapun ia suka.
Jika bermain dirumah, ajaklah ia melakukan permaianan yang membutuhkan konsentrasi, seperti menyusun puzzle, berkebun dan memelihara binatang. Libatkanlah anak dalam banyak kegiatan sepulang sekolah, misalnya belajar music, berenang, tenis, karate, dll. Tentu saja tanpa melupakan bakat dan kemampuan fisiknya.
Sekedar sebagai pendamping, terapi ini menyarankan agar anak hiperaktif dipaparkan pada warna-warni “mendinginkan” atau agak gelap. Efeknya akan menenangkan otaknya.
Warna-warni itu bisa ditempatkan di kamar, berupa warna dinding, pintu, perabotan, baju lampu dsb. Warnanya bisa hijau, biru, muda, ungu, atau biru tua. Hindari warna terang dan “panas” misalnya, merah, kuning dan orange karena justru kan merangsang otak untuk beraktivitas.
By : Femi olivia
(buku : Kumpulan Artikel Psikologi Anak)

Diet Modifikasi

Diet ini didasari oleh penelitian Ben Feingold, seorang ahli alergi pada tahun 1960 50% dengan anak ADHD yang ditanganinya “membalik” setelah mejalani diet tanpa makanan pencetus alergi. Yaitu makanan yang mengandung salisilat alami, seperti jeruk, apel, apricot, beri, anggur. Juga makanan yang mengandung zat tamban buatan seperti, pengawet, pemanis, pewarna, penyedap, (MSG, Monosodium glumath). Jelas diet ini mengharuskan perubahan pola makan anak dan keluarga. Jadi, perlu perhatian khusus dari ibu dalam memasak dan menyajikan makanan.
Setelah menjalankan diet ketat beberapa lama, makanan yang dicurigai sebagai pencetus alergi dapat diberikan kembali satu per satu ke dalam menu. Jika muncul perubahan tingkah laku pada anak, misalnya menjadi hiperaktif kembali hiperaktif kembali, makanan itu jangan lagi diberikan.
Menurut Gerard Olarsch, Nd, hiperaktif dapat juga gara-gara juga karena kekurangana mineral tertentu. Gejalanya, anak punya keinginan berlebihan untuk makan makanan manis atau asin. Zat mineral yang diduga berhubungan dengan ADHD, antara lain DMG (dimentilglisin), enzim, asam, lemak, zat pemberian suplemen vitamin dan mineral akan sangat menambahan kemajuan si anak.
By : Femi olivia
(buku : Kumpulan Artikel Psikologi Anak)

Jangan buru-buru Memvonis

Sayangnya, orang tua serina salah menduga lagi anaknya umur dua tahun yang lagi senang-senangnya bergrak dan sulit duduk diam, divonis “hiperaktif”. Padahal cirri-ciri hiperaktif bary terdeteksi setelah anak setidaknya berusia 4 tahun atau usia awal sekolah.
Apa yang dilakukan tidak satupun diselesaikan. Anak cepat sekali beralih lainya. Kadang perkembangan motorik dan bahasanya juga terlambat. Ia mudah terangsang, perhatian gampang teralih, tak pernah frustasi, dan kurang dapat mengontrol diri. Yang terakhir ini lantaran mudahnya ia terangsang, disamping memang implusif. Tentunya harus segera di penuhi. Suasana hatinya amat labil. Beberapa menit terlihat gembira, mendadak marah-marah dan ngambek.
Cirri lainnya ia tak mampu mengontrol gerakan. Duduk tak tenang bergoyang-goyang atau merosot hingga terjatuh ditempat duduk. Seperti ia tak kenal lalah, seakan-akan energinya bersumber dari mesin. Kalau anak lain diam karna capek sehabis berlari, ia paling Cuma minum bergerak lagi.
Mulutnya tak pernah diam, terus berkicau. Ia tak sabar menunggu giliran, sehingga senang menyerobot, dan berbicara terburu-buru. Daya kosentrasinya rendah dan seolah-olah tidak mau mendengarkan perkataan orang tua. Malahan matanya seperti tidak memperhatikan lawan bicaranya.
Kalaupun ciri-ciri diatas ada pada anak, sebaiknya jangan dulu terburu-buru memvonis dia hiperaktif. Amati perkembangannya dan bandingkan dengan anak-anak sebayanya. Adaikan saja 6 bulan dia masih menunjukkkan tanda-tanda itu, baru berkonsultasi dengan psikologi anak. Jangan didiamkan karena bisa berlanjut hingga dewasa. Bisa-bisa ia dapat menemukan masalah dalam pekerjaannya, gara-gara cepat bosan, jenuh, pencemas, tidak pernah menyelesaikan tugas dan antisocial.
By : Femi olivia
(buku : Kumpulan Artikel Psikologi Anak)

Keinginan untuk Memanipulasi Situasi

Tad yang berusia 8 tahun dan cerdas mengalami gangguan attention deficit hyperacativity disorder (ADHD). Ia anak jenis pemberontak, korban perkawinan orangtuanya yang berantakan dan berakhir dengan perceraian. Orangtuanya sering sekali memaki di hadapannya terlalu sering hingga konselor mereka, Bill O’Hanlon, memperingatkan mereka tentang hal tersebut.
Hingga suatu hari, makian itu semakin terlihat jelas ketika ibu Tad menjemutnya dari rumah ayahnya. Tag masuk kemobil dan meminta dibelikan jaket koboi Dallas yang cukup mahal. Pelan-pelan ibunya menjelaskan bahwa ia sudah punya jaket yang bagus dan menurutnya. Tad tak perlu jaket baru lagi. Tag marah-marah sebentar tapi tiba-tiba berhenti. Ia menggumam, “ Ayah memang benar, Ibu pakai uang tunjangan untuk keperluan sendiri” sembari m embanting pintu mobil.
Ibu merasa kesal karena ayah Tad mengiritiknya di hadapan anak mereka. Ia segera menelepon Bill untuk menceritakan apa yang terjadi dan mencerikan kelakuan mantan suaminya itu. Pada sesi terapi berikutnya, dengan tersenyum Bill menanyakan pada Tad, “Apakan ayahmu memang mengatakan begitu ataukan kamu Cuma mengarang?”
Dengan senyum lebar, ia menjawab, “Aku Cuma mengarang,”
“berhasil?” Tanya konselor itu lagi.
“Ya!”
Tad menjukan perilaku “pintar memanfaaatkan kondisi social”. Ia memanfaat situasi social dan memanipilasinya demi kepentingan dirinya. Anak-anak ini cukup cerdik dan dapat membaca situasi social dari jarak jauh sekalipun, seperti yang dilakukan Tad. Mereka berkata dan berkomentar sedemikian rupa untuk mengacaukan keadaan karena menyenangkan bagi mereka merasa berkuasa. Misalnya, anak pemberontak suka memancing kakaknya memukul dia sehingga nanti saudaranya itu ditegor dan ia senang melihatnya.
Kelak kemampuan membaca reaksi oaring lain itu bisa berguna. Tapi, bagi anak-anak, kemampuan eksploitif ini akan digunakan untuk memanfaatkan orang lain dan membuat Anda pusing
(buku : Cara Membesarkan Anak yang Suka Melawan Tanpa Harus Hilang Kesabaran)
By : Ray Levy, Rh. D. Bill O’ Hanlon, M.S., L.M.F.T. Tyler Norris Goode.

Alternative bagi si Hiperaktif

Gejala hiperaktivitas ternyata dimulai dari obat modern hingga terapi bersifat tradisional. Karena penggunaan obat-obatan dapat menyebabkan kecanduan, maka terapi alternative pun dimanfaatkan.
Wawan ($) tidak pernah bisa duduk diam sanggar. Setiap kali, ia hanya betah duduk selama 5 menit,kemudian beralih ke kegiatan lain, misalnya mencoret-coret dinding dengan kranyon.sejenak asyik, ia pindah ke tempat maian. Tak lebih dari 10 menit, ia pasti sudah pindah ke aktifitas lain. Setiap kali pembimbing berusaha menenangkan dia, misalnya dengan memeluknya, ia selalu memberontak.
Gangguan pemusatan perhatian disertai gejala hiperaktif motorik yang dikenal sebagai attention deficit hyperacativity disorder (ADHD) atau Attention Deficit Disorder (ADD) ini menjangkiti 3 - 5% anak berusia 4 -14 tahun. Gejalanya, anak tidak mampu memusatkan perhatian (konsentrasi) pada suatu tugas tertentu. Selalu gelisah dan tidak bisa duduk tenang.
Penyebabnya, menurutnya para ahli, adanya kerusakan pada system syaraf pusat dan otak, sehingga rentang konsentrasi menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Anak hiperaktif bergerak kesana kemari tak searah, tak sesuia dengan situasi yang dihadapi. Merekapun kerap gagal menyelesaikan tugas.
Beberapa factor diduga dapat menyebabkan gangguan ini. Antara lian, tempramen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, epilepsy. Juga kondisi gangguan dikepala, seperti gegar otak, trauma kepal karena persalinan sulit atau kepala pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk dan alergi makanan. Gangguan ini tak kentara, karena anak tidak mengeluh sakit, walau sebetulnya telah terjadi ganggguan pada syaraf pusat
By : Femi olivia
(buku : Kumpulan Artikel Psikologi Anak)

PENANGANAN ANAK AUTIS.

Penanganan anak autis sangat ditekankan pada pemberian stimulasi sehingga si anak dapat mengadakan kontak sosial. Selain itu terapi perilaku sangat penting supaya sianak dapat mengubah atau menghilangkan perulakunya yang aneh dan mengambil alih perilaku yang normal. Karena itu semakin dini penanganan ini dilakukan. Semakin baik hasilnya.
Penanganan anak autis harus direncanakan secara sangat rinci, tergantung dari berat ringannya gejala yang ada. Tiap anak harus mempunyai pendidikan sendiri yang berbeda dari temannya. Psikiater, guru khusus, dan keluarga harus bekerja sama dengan erat bila ingin mencapai hasil maksimal. Kesabaran dan keuletan sangat diperlukan, oleh karena kadang-kadang diperlukan waktu yang lama untuk mengajarkan satu hal pada anak autis.Namun pelajaran pelajaran berikut biasanyaakan lebih cepat diterimanya.

(buku : Kumpulan Artikel Psikologi anak 1)

AKIBAT INFEKSI OTAK DAN CAMPAK

Dr. Soemarno Wignyosumarto, Ph.D, yang selama tiga tahun (1998 – 1991) meneliti khusus penderita autis menyatakan kelainan tersebut memang harus ditangani secara khusus. Dari 5.650 anak di Yogyakarta, semula diduga ada 150 penderita autis. Tetapi setelah dilakukan penyaringan ketat, ternyata hanya 6 anak. Tingkat kecerdasan (IQ) mereka rata-rata rendah di bawah 70. Hasil penelitian menunjukkan, 30% di antara mereka mempunyai IQ 70, 30% lagi ber-IQ 50 – 70, sisanya di bawah 50.
Penderita autis jelas tidak mempunyai bakat tertentu. Tapi tidak bias pula diabaikan. Sebab dalam beberapa hal masih ada kolam dari unsure kognitifnya yang masih sempurna. “Tak heran kalau ada yang bias menghafal syair lagu secara penuh dan benar sekalipun dalam bahasa asing dan baru sekali saja mendengarnya,” kata Dr. Soemarno. Malah, pernah seorang pasien autis ketika dicoba melihat jadwal pemberangkatan kereta api di Stasiun Tugu, Yogyakarta, mampu menuturkan secara lengkap. Di sinilah kita membedakan kemampuan antara penderita cacat mental dan autis.
Dr. Soemarno dalam penelitian lewat disertasinya Epidemio logical and Clinical Study of Autistic Children in Yogyakarta menyatakan, anak autis kebanyakan disebabkan oleh infeksi pada otak janin, karena sang Ibu menderita campak sewaktu hamil. Bias juga akibat anak menderita radang otak pada saat berusia kurang dari 2,5 Tahun. Ternyata juga tidak semua penderita berasal dari keluarga mampu atau terpelajar seperti yang pernah dikemukakan oleh Dr. Connor, psikiater dari Jerman.
Kalau angka internasional mencatat anak penderita autis berkisar antara 2 dan 4 per mil atau 2 – 4 penderita setiap 10.000 kelahiran, angka yang diperoleh Soemarno justru lebih tinggi. Dari setiap 10.000 kelahiran, ada sekitar 12 per mil atau 12 penderita.
Penanganan anak autis menurut ayah 4 anak ini memang harus di sekolah khusus, bukan di SLB untuk retardasi mental. Penanganannya membutuhkan kecermatan, dan harus sedini mungkin. Di atas 6 tahun tidak akan memperoleh hasil maksimal. Begitu terdetekdi (biasanya oleh dokter anak atau psikiater), orang tua harus membina hubungan yang akrab dan berusaha untuk berkomunikasi dengan si anak. Setidaknya mereka akan tahu apa arti tertawa, menangis, amkan, mengatakan “Tidak” atau “Ya”, dsb. Setelah anak masuk sekolah, sangat diperlukan kerja sama yang baik antara guru, psikiater, dan orang tua. Anak autis memang tidak bias disembuhkan secara sempurna namun dengan penanganan sedini mungkin, diharapkan penderita bias lebih mandiri kelak.

(buku : Kumpulan Artikel Psikologi anak 1)

NASIB ANAK AUTIS DI INDONESIA

Di Indonesia banyak anak autis yang tidak terdiagnosis secara tepat. Mereka biasanya dianggap anak yang menderita retardasi mental berat. Beberapa tahun terakhir perhatian terhadap anak autism akin baik, apalagi setelah bidang psikiatri anak makin berkembang.
Pendidikan anak autis biasanya dicampur dengan anak-anak retardasi mental biasa. Hal ini mungkin, karena kelangkaan kasus yang ada. Tentu saja ini tidak ideal, karena anak autis memerlukan pendidikan yang bersifat One To One (Satu Guru Untuk Satu Anak) dan hal ini sangat mahal.
Beberapa tahun yang lalu, seorang kepala sekolah SLB, Bapak J. Saragi, merasa sangat prihatin melihat penanganan anak autis yang demikian “Terlantar”. Bersama dengan beberapa orang tua yang mempunyai anak autis, pada tahun 1990 ia mendirikan Yayasan Nirmala Nugraha yang tujuan utamanya untuk membantu anak autis.
Maka berdirilah sebuah sekolah dan day care center, dimana anak-anak autis di didik dari pukul 08.00 – 16.00. Fasilitasnya sangat sederhana. Gedungnya lebih menyerupai sebuah gudang dari tripleks yang disekat-sekat untuk ruangan kelas. Saat ini ada 15 anak autis yang bersekolah di sana, dengan variasi umur antara 5 dan 17 tahun. Ada 11 orang guru yang semuanya lulusan SGPLB. Jadi praktis satu guru mendidik satu anak (Maksimal 2). Guru-gurunya masih sangat muda. Meskipun mereka tidak mempunyai pendidikan khusus untuk anak autis, semuanya berdedikasi tinggi. Kepala sekolahnya, Prita Paramita (22), ramah dan begitu hangat memberikan perhatian bagi setiap anak didiknya.
Saat ini sekolah anak autis berlokasi di Jl. Terogong Raya No. 16, Cilandak, Jakarta Selatan. Namun di kemudian hari ada niat untuk membangun “Kampus” khusus di Cinere. Kendala utamanya tentu saja dalam pembiayaan. Pendidikan anak autis memang sangat mahal.

(buku : Kumpulan Artikel Psikologi anak 1)

APAKAH PENYEBAB AUTISMA INFANTIL?

Berbagai penyeledikan telah dilakukan untuk mencari penyebabnya, namun sampai sekarang tak ada jawaban yang benar-benar memuaskan. Autis autopsi yang pernah dilakukan pada anak-anak autis menunjukkan gambaran sel otak mereka seperti anak dengan retardasi mental. Sulit diterangkan mengapa pada yang satu timbul gambaran klinis retardasi mental, sedangkan pada yang lain timbul gambaran klinis dari autisma. Demikian juga secara genetika tidak ditemukan adanya kelainan yang khas.
Beberapa ibu yang menderita campak waktu hamil melahirkan anak autis, namun hal ini tidak selalu terjadi. Ibu sehatpun terenyata dapat melahirkan anak autis beberapa penyakit pada bayi menyebabkan kerusakan otak seperti radang otak atau selaput otak kadang kadang menimbulkan gejala autisma pada setelah sembuh, namun lebih sering menimbulkan gejala retardasi mental.
Dahulu dianggap bahwa faktor hubungan inter personal dalam keluarga merupakan salah satu penyebab dari gangguan ini. Diperkirakan, sifat ibu yang tidak hangat dan tidak dapat mncintai anaknya menyebabkan kegagalan sianak untuk membina hubungan inter personal. Namun teori inipun dibantah, karena ternyata banyak ibu yang bersifat hangat dan menyayangi anaknya melahirkan anak dengan gejala autism infantile ini.
Gangguan ini sebenarnya sangat jarang, hanya ditemukan 2 – 4 kasus diantara 10.000 anak. Nampaknya hal ini lebih banyak ditemukan pada kalangan sosio-ekonomi tinggi, alasannya tidak jelas. Gejala autisma lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dripada anak wanita dengan perbandingan 3 : 1 Secara medis tidak ada obat untuk mengobati autism. Kebanyakan dari anak autis akan tetap menunjukkan adanya kelainan seumur hidupnya dengan gradasi yang berbeda-beda. Namun dengan intervensi dini dan program edukasi yang direncanakan secara rinci kelainan yang berat dicoba diminimalkan, sehingga kualitas hidup mereka –bukan saja untuk anak auits akan tetapi juga untuk keluarganuya - dapat diperbaiki.

(buku : Kumpulan Artikel Psikologi anak 1)

KECERDASANNYA BERVARIASI.

Kira-kira 40 % dari anak autis mempunyai taraf kecerdasan yang rendah (IQ dibawah 50), 30 % mempunyai IQ sekitar 70 atau lebih. Sisanya mempunyai taraf kecerdasan yang normal. Pernah ditemukan anak autis yang mempunyai bakat luar biasa dalam suatu hal tertentu, misalnya melukis atau berhitung. Mereka inilah yang disebut idiot savant.
Demikian juga gejala-gejala autisma tampak berbeda dalam gradasinya. Gejala-gejala yang lengkap ada yang hanya menunjukkan beberapa gejala saja. Perjalanan hidup anak ini selanjutnya sangat dipengaruhi oleh taraf kecerdasannya, taraf perkembangan bahasanya. Dan juga oleh bnyaknyagejala autisma yang tampak. Makin kurang gejala autisma makin tinggi taraf kecerdasannya dan makin baik perkembangan bahasanya, maka kamin besar kemungkinnan baginya untuk dikemudian hai mampu mengadakan penyesuaian sosial dan hidup mandiri.
Namun biasanya mereka tetap canggung di dalam pergaulan. Anak autis dengan taraf kecerdasan yang rendah, dengan perkembangan rasa yang sangat minim, lebih sulit untuk dididik dan biasanya tetap tidak akan mampu hidup mandiri.
(buku : Kumpulan Artikel Psikologi anak 1)

KEGAGALAN HUBUNGAN INTER PERSONAL

Pada umur 4-5 tahun, ketika anak-anak lain mulai bersosialisasi, anak autis tetap hidup dalam dunianya sendiri. Segala jenis mainan yang disukai anak lain, bagi dia tak ada artinya. Kadang –kadang malah lebih suka membawa benda yang untuk orang lain dianggap sepele, seperti tali sepatu, gelang karet, atau bahkan sepotong kartu plastik selama berhari-hari terus dibawa- bawanya.ia akan menangis bila kehilangan benda tersebut.
Anak autis tidak dapat mengadakan hubungan emosional yang hangat dengan orang lain. Orang lain sukar untuk menyelami perasaannya. Kadang - kadang ia melompat-lompat gembira tanpa sebab, kadang-kadang ia menangis/mengamuk tanpa sebab yang bisa dimengerti. Dalam hal ini orang tua sungguh sulit untuk mrmbujuknya supaya diam, karena anak tersebut menolak untuk digendong atau dibelai.
(buku : Kumpulan Artikel Psikologi anak 1)
KENALI GEJALANYA
Pada umur 3-4 bulan, kalau bayi lain mulai biasa diajak berkomunikasi, biasa menatap mata ibunya sambil mengocek, bayi autis tidak mau menatap mata orang lain. Tatapan matanya terus beralih – alih ke arah lain. Bila bayi lain senang digendong dan di belai, bayi autis lebih suka didiamkan sendiri. Ia berusaha menghindar dari setiap kontak dengan manusia lain. Kegagalan berkomunikasi ini kian lama kian tanpa nyata. Di kemudian hari komunikasi satu-satunya yang sering ditunjukan anak autis adalah menarik lengan orang lain dan menujuk ke sesuatau yang ia inginkan. Misalnya ia ingin minum, maka tangan ibu atau pengasuhnya ditarik menuju lemari es, kemudian ia menuju tanpa menggatakan apa-apa.
Pada umur 2-3 tahun, di masa anak balita lain ,mulai belajar berbicara tidak tanpa adanya tanda-tanda perkembangan bahasa pada anak autis. Kadang-kadang ia mengeluarkan suara-suara yang tidak ada artinya. Namun kadang-kadang ia biasa menirukan kalimat atau nyanyian yang sering didengrakan dari iklan di televisi. Namun baginya, kalimat itu tidak ada artinya. Kalau pun ada perkembangan bahasa maka biasanya ada keanehan dalam kata-katanya. Misalnya setiap kalimat yang di ucapkan bernada tanda tanya, atau ia sering mengulangi kalimat yang diucapkan oleh orang lain seperti latah. Kata bahasanya kacau, ia sering mengatakan “kamu” sedangkan yang dimaksud adalah “aku”.
Anak autis sering melakukan gerakan-gerakan aneh, yang diulang-ulang, misalnya duduk sambil menggoyang-goyangkan badanya secara ritmis, berputar-putar, berjingkat-jingkat, dan mengepak-ngepakan lenganya seperti sayap. Ia biasa terpukau pada anggota tubuhnya sendiri, misalnya dari tangannya yang terus-menerus di gerak-gerakan dan di perhatikannya. Anak autis biasanya sangat senang bermain air dan memperhatikan benda yang berputar, misalnya roda sepeda atau kipas angin.
Ia sama sekali tidak menyukai peubahan. Kursi makan atau gambar yang letaknya diubah biasa membuatnya mengamuk. Ada perilaku ritualistik, yaitu ia memaksa dilakukannya urutan peristiwa yang sama, misalnya sebelum tidur. Banyak juga diantara mereka yang hiperaktif, tak dapat diam, selalu berjalan kian kemari, seolah – olah tidak mengerti bahaya. Misalnya kalau mau menyeberang jalan ia langsung menyeberang tanpa memperdulikan lalu lintas yang ramai.

(buku : Kumpulan Artikel Psikologi anak 1)

Andi sangat Cuek

Penderita autisma memang langka dimana-mana. Namun dr. Melly Budhiman, psiakter yang banyak menangani anak bermasalah ini ingin mengungkapkan secara gamblang apa sebenarnya kelainan ini. Berapa banyak penderitanya? Apakah bisa disembuhkan? Bagaimana cara menanganinya?
Andi sangat asyik duduk memperhatikan bayangan cahaya matahari yang masuk melalui jendela. Sinar itu membentuk gambar yang berubah-ubah mengikuti goyangan daun pohon mangga yang tertiup angin. Sudah lebih dari satu jam duduk seolah-olah terpukau oleh permainan tadi. Ia sama sekali tidak bereaksi ketika ibunya memanggil-manggil. Malah ketika ibunya datang dan mencoba menggendongnya Andi mengamuk sejadi-jadinya dan malahan ia menangis sambil membentur-benturkan kepalanya kedinding. Mulutnya mengeluarkan suara-suara yang tidak ada artinya. Akhir-akhir ini andi semakin sering mengamuk tak menentu. Misalnya, ia mengamuk ketika ibunya memindahkan kursi makannya dan ia baru berhenti menangis ketika kursi makannya di kembalikan ke tempat semula. Andi sama sekali tidak menyukai perubahan. Andi menangis ketika kehilangan tali sepatu yang tiap hari di bawahnya ke mana-mana dan sering berpisah dari tali sepatu yang telah kotor itu.
Semula orang tuanya khawatir, Andi menderita bisu-tuli dan sering tidak bereaksi kalau dipanggil. Tapi, bila menginginkan sesuatu, ia menarik tangan ibunya, kemudian menunjuk benda yang ia inginkan tanpa megatakan apa-apa. Sikap anak berusia 3 tahun ini, super cuek terhadap lingkungan dan ia tidak menyukai komunikasi bahkan dengan orang tuanya sekali pun. Tingkah lakunya seenaknya, ia lebih senang di biarkan berbuat sesukanya dan bermain-main dengan benda kesayangannya, seperti tali sepatu tadi. Kadang-kadang ia melakukan gerakan-gerakan yang aneh, seperti berjalan berjingkat-jingkat, berputar-putar sambil mengepak-ngepakan kedua lengannya seperti sayap. Kalau merasa senang , ia akan melompat-lompat sambil mengeluarkan bunyi-bunyian yang sulit dimengerti. Ketika orang tuanya siap membawanya kedokter ahli THT untuk memeriksakan apakah ia bisu tuli, medadak ia mengucapkan suatu kalimat yang lengkap yang sering didengarnya di televisi. Pengucapan katanya sangat bagus dengan intonasi yang tepat. Orang tuanya yakin sekarang bahwa anaknya bukan penderita bisu tuli. Jadi, apakah yang diderita oleh Andi?
Andi adalah anak autis atau disebut autisma infantil. Gejala autisma infantil sebenarnya sudah dapat dideteksi sejak dini, sejak anak masih bayi. Biasanya bayi autis sering dikatakan oleh ibunya sebagai bayi yang manis. Tidak banyak menyusahkan, bisa diam berjam-jam ditinggal sendiri, sehingga ibunya biasa melakukan pekerjaan rumah dengan tenang.

(buku : Kumpulan Artikel Psikologi anak 1)

TERAPI ASPERGER

Sesuai perkembangan otak,kalau kelainan itu diketahui dini, maka bias distimulasi atau di beri obat agar berkembang kearah yang lebih baik. Namun, kalau sudah terlambat deteksinya, yaitu sudah berusia 5 atau 6 tahun, maka sulit penanganannya, karena perkembangan otak sudah berhenti. Pada umur 5 tahun, bagian otak yang disebut sinpas, yaitu sambungan antar syaraf dimana bahan kimia serotonim bekerja akan berhenti.
Kini, teknik-teknik terapi sudah jauh lebih maju dan fasilitas sudah banyak. Salah satu terapi yang biasa dilakukan adlah dengan mengajak anak bermain. Stimulasi ini diketahui memperbaiki sinaps dan meningkatkan kadar serotonim.
Jelas, anak asperger masih bias diterapi, terutama dalam hal kemampuan bersosialisasi, pasalnya kemampuan mereka bersosialisasi sangat kurang. Cara terapi yang paling baik adalah mengajarkan anak bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Terapi dalam bentuk peer group akan lebih baik lagi. Orang tua perlu mengajarkan emosional, misalnya : mengajarkan bagaiman harus bersikap jika menghadapi situasi tertentu. Mereka juga membutuhkan pendidikan khusus bagi kebutuhannya. Dan juga butuh latihan kemamapuan untuk bersosialisasi serta terapi wicara
“msi. Dari berbagai sumber”
(majalah : MataAir Edisi 26 tahun 2009)

Ciri-ciri Sindrom Asperger

Para pengidap sindrom asperger akan mempersepsi dunia secara berbeda. Bagi mereka, kita semua aneh dan membingungkan. Mengapa kita begitu sering membuat pernyataan berteka-teki yang tidak ada artinya sama sekali Mengapa kita peduli dengan hirarki-hirarki social dan mengapa tidak memperlakukan seseorang semua orang dengan cara yang sama?
Mereka tidak dapat berubah dan tidak menghendakinya. Tetapi, mereka membtuhkan bantuan untuk menemukan cara beradaptasi dengan dunia sebagaimana mestinya, sehingga mereka dapat memanfaatkan keterampilan khusus mereka secara ak memperlakukan seseorang semua orang dengan cara yang sama?
Mereka tidak dapat berubah dan tidak menghendakinya. Tetapi, mereka membtuhkan bantuan untuk menemukan cara beradaptasi dengan dunia sebagaimana mestinya, sehingga mereka dapat memanfaatkan keterampilan khusus mereka secara konstruktif, menggunakan kepentingan-kepentingan tertentu mereka tanpa berkonflik dengan yang lain. Dan sebisa mungkin mampu mencapai kemandirian dalam kehidupan orang dewasa serta berhasil membangun hubungan social yang positif.
Menuret Lorna Wing, cirri-ciri klinis sindrom asperger adalah :
• Ketiadaan empati
• Naik, serba salah dan interaksi satu arah
• Tidak punya kemampuan atau hanya punya kemapuan kecil untuk mengembangkan persahabatan
• Ujarnya bersifat menonjolkan pengetahuan atau berulang-ulang
• Miskin komunikasi non verbal
• Penyerapan dunia luar biasa pada subjek-subjek tertentu
• Kikuk, gerakan-gerakan yang tidak terkondisikan dengan baik dan sikap tubuh yang ganjil
Penderita sindrom asperger biasanya memiliki tingkat intelegensi yang normal serta kemampuan bahasa yang baik, namun mereka memiliki kekurangan dalam kemampuan bersosialisasi.
Sindrom asperger bannyak disebut sebagai varian dari autisme yang lebih ringan. Para ahli mengatkan, para penderita sindrom asperger memiliki kondisi otak secara keseluruhan lebih baik dibandingkan pada penderita autism.
Tapi umumnya, tingkat kecerdasan penderita sindrom asperger baik ataupun lebih tinggi dari anak normal. Selain itu biasanya ia tidak mengalami keterlambatan bicara. Jika dilihat secara kilas, anak asperger tidak berbeda dengan anak pintar dan kreatif. Hanya saja, anak tersebut biasanya memiliki satu minat tertentu saja untuk dikerjakannya. Memang secara keseluruhan anak-anak yang mengalami gangguan sindrom asperger mampu melakukan kegiatan sehari-hari, yang kurang bersosialisasi sehingga sering dinilai sebagai dinilai sebagai eksentrik oleh orang lain.
Gangguan asperger umumnya akan terus mengikuti perkembangan usia seseorang. Meski tidak membahayakan jiwa, namun gangguan ini biasanya membuat anak takut berada di keramaian dan membuat anak depresi. Celakanya, penderita asperger biasanya merasa putus asa dan akhirnya depresi.
“msi. Dari berbagai sumber”
(majalah : MataAir Edisi 26 tahun 2009)

Mengenali anak sindrom asperger

Anak anda tidak mau bermain dengan teman-teman sebayanya? Ataukah ia canggung saat berkumpul bersama mereka? Jangan marahi dulu. Siapa tahu ia menderita sindrom asperger. Kenalilah gejala-gejala yang mirip dengan autism itu.
Sindrom aspergernadalah gejala kelainan perkembangan syaraf otak yang diungkapkan pertama kali oleh seorang dokter berkembangsaan Austria. Namamya Hans Asperger. Istilah sindrom asperger itu sendiri digunakan pertama kali untuk Lorna Wing dalam sebuah makalah yang dipublikasikan pada tahun 1981. Pada tahun 1944, Hans Asperger yang berprofesi dokter menyebarkan penelitiannya menggapai pola perilaku beberapa anak yang memiliki tingkat itelegensi dan perkembangan bahasa yang normal, tapi memperlihatkan perilaku mirip autism serta gagap dalam hubungan social kurang cakap bekominikasi
Hans asperger juga mendirikan klinik pemulihan bagi anak-anak semacam itu. Sayang, kliniknya itu luluh lantak akibat pemboman sekutu. Beruntung dia selamat dan setelah itu karirnya terus menanjak hingga menjadi dokter yang sangat dihormati. Dia meninggal pada tahun 1980, hanya selisih beberapa tahun sebelum sindrom yang menggunakan namanya itu mendapat pengakuan internasional.
“msi. Dari berbagai sumber”
(majalah : MataAir Edisi 26 tahun 2009)

Bintang

“Bintangpun kini terdiam,,,”
“Tak mampu memancarkan sinarnya,,,”
“Bulanpun kini meredup,,,”
“Enggan memantulkan cahaya dari sang bintang,,,”
“bulanpun curiga,,,”
“Mengapa sang bintang diam,,,”
“Bulanpun tak mampu bersinar,,,”
“Namun bintang tetap tak mau berbagi cahaya,,,”
“Bulanpun meredup,,,”
“Terus meredup sehingga bumi gelap gulita karenanya”
“Matahari gelisah,,, namun gembira,,,”
“Mulai mendekati sang bumi dengan kelihatan apinya,,”
“Bulanpun tersadar,,, Namun tak mampu berkata,,,”
“Hanya bisa melirik sedih kearah Bintang,,”
“tetapi bintang tetap diam seribu bahasa,,,”
“Bulanpun pasrah jika api merambat kearahnya,,”
“Bintang yang tersadar berusaha menangis,,,”
“Api matahari dengan pancaran sinarnya,,,”
“Sinar yang pernah ia berjuta-juta tahun lamanya,,,”
“Bulanpun tersenyum melihat keindahan pancaran sang bintang,,,”
“Sang bintangpun menang dengan sinarnya,,,”
“Lalu membungkuk meminta maaf kepada sang bulan dengan menyinari cahaya paling indah,,”
“Cahaya itu berisikan Cinta Abadi,,,”
“Namun bulan berusaha merenggut,,,”
“walau sang bintang telah berusaha meneranginya,,, sang bulan tetap terlihat lesu,,”
“Ada apa dengan sang bulan??”
“Apakah ia marah,, namun hingga saat ini bintang tak pernah mengerti,,,”
“yang ia tahu,,, sang bulan hanya sering memperhatikan bintang lainnya,,,”
“Seakan ingin mendekat namun enggan menjauh dari sang Bintang,,,”

diary

Dari SD kelas 3 pertama kalinya gw curhat karena ditinggal sama mba estri,,,
Lembaran kertas itu bukan hanya kesedihan, tetapi banyak doa yang alhamdulilah semua gw tulis terkabul. Terus dulu tuh,, zamannya gw SD dijual kertas file bergambar gitu, ga tau kenapa tiap ada insiden apapun pinginya nulis. Mungkin karena ga ada temen curhat kali yah,,, Kebiasaan itu terus ada sampai gw kuliah,,,
Hahhahaha jadi malu,,
Semenjak smp, lagi masa centil-centilnya gw. Mulailah gw bikin kata puitis ga nyambung,,,
Hehehehhehe
yah,, lama kelamaan sejak SMA gw kenal seorang cowok yang bukan hanya pintar memainkan gitar, tapi juga bikin puisi untuk gw. Akhirnya gw lama kelaman jadi seorang wanita yang puitis juga,,
Tapi tetap pujangga gw paling jago,,, karena puisi itu berhasil membuat hati gw menjadi berbunga-bunga,,
Kalau penasaran nih,, gw kasih tau,,
Mumpung ada tugas tulisan dari kampus sekalian gw perkenalkan keseluruh dunia,,,
Puisi pujangga gw,,
Heheheehh
Yang berapa tahun silam, gw salin dalam buku dairy gw
“tak mungkin bisa,, diucapkan,,,”
“katanya selembur hati jiwa”
“tak bisa dirasakan,,”
“terlalu sakit untuk dirasakan”
“hati gelap tak bercahaya,,, seperti diterpa angin, badai menggelegar sampai disudut kegelapan,,”
“hingga tak satupun orang melihat,,,”
“satu orang terlempar,,, ditengah-tengah kegelapan,,, disudut mata tak terlihat,,,”
“hingga datang setitik cahaya,, yang makin lama makin membesar bagai sinar rembulan,,,”
“membangunkannya ditengah gelap tak bercahaya,,,”
“hingga ia sadar,, ia tak sendirian,,,”
“selembut untaian ombak ditengah pantai kasih sayangnya,,,”
“terasa sampai merasuk jiwa..”
“tak tahu harus dibalas dengan apa,,,”
“kata-katanya membuat aku tertawa,,,”
“senyumnya menguatkanku ditengah derasnya badai menerpa,,,”
“dan tawanya mendmaikan jiwa disaat hati tak kuasa,,, menahan beban yang ada,,,”
“adakah dia tau perasaan ini,,, walaupun tidak,,, yang aku inginkan hanya dia tau,,”
“bahwa aku sangat menyayanginnya dan tidak ada yang bisa mengambilnya dari diriku,,,”
“walau nyawa sekalipun taruhanya,,”

Lebaay,,, tp yang namanya cinta,, begitu deh,, ucapannya kaya orang mabuk.
Berhubung terpaku semua katanya,,, gw Cuma bisa bilang “ya,, aq sayaaaang bgd ma kamu”

MenjaRin9 Matahari


KaBut,,,,

sengajakah engkau mewakili pikiranku

Pekat,,,,

hitam berarak menyelimuti matahari

aku dan smua yang ada di sklilingku merangkak menggapai dalam gelap...

mendung,,,,

benarkah pertanda akan segra turun hujan

deras,,,,

agar semua yang basah dimuka bumi, siramilah ju9a jiwa kami semua yang tengah dirundung kegalauan,,,

roda zaman menggilas kita tereret tertatih-tatih, sungguh hidup terus diburu berpacu dengan waktu.... tak ada yang dapat menolong selain yang disana,,,

tak ada yang dapat membantu selain yang disana,,,,,,,,

dialah TUHAN.... dialah TUHAN......